Sabtu, 22 Januari 2022

Menjadikan Menulis Sebagai Passion

Judul               : Menjadikan Menulis Sebagai Passion

Resume ke-     : 2

Gelombang     : 24

Tanggal           : Rabu, 19 Januari 2022

Narasumber    : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd



Penyendiri. Itu aku.

Meski seorang diri, kurasa aku tak sendiri. Karena satu cara yang kupunya selalu manjur untuk meramaikan duniaku yang senyap. Bermain corat-coret dengan dua temain terbaikku, kertas dan pena.

Ya, menulis. Sebuah keajaiban yang membuatku menjadi sejujur-jujurnya diriku saat melakukannya. Namun, sekaligus mengantarku menjelma sebagai orang lain ketika selesai menyentuhkan pena pada kertas.

Kala membaca kembali ukiran tinta yang bertahta di singgasana kertas itu aku seakan menjadi orang lain yang sedang berinteraksi dengan diriku. Aku bisa melihat diriku. Dengan begitu aku bisa mengoreksi diri. Bermuhasabah. Dengan caraku sendiri.

Setidaknya saat menulis dan membacanya Kembali aku merasa bebas. Aku senang melakukannya.

Dulu.

Dan entah bagaimana, beberapa tahun lalu kesenangan itu seperti memudar. Sangat jarang aku menuliskan hariku lagi. Aku hampir tidak pernah menulis apapun. Kebiasaan corat-coretku seakan pergi meninggalkanku.

Atau, aku kah yang meninggalkannya bersama seabrek kenangan di tiap detik yang berlalu..?

Hingga akhirnya sang waktu menamparku. Mendamparkanku di sebuah grup WhatsApp. “Guru Madrasah menulis”.

Dan seperti pulau yang bertetangga, aku pun kemudian tiba di sebuah komunitas bernama Writing Is My Passion_Perusahaan Milik Allah (WIMP PMA) yang dimotori oleh ‘Bunda Ratu Antologi’.

Padahal aku tau banyak yang menyapanya dengan nama Bu Kanjeng. Tapi demikianlah, aku punya nama khusus untuk beliau. Semoga Allah menjaga keikhlasannya.

The End. 😊


Assalaamu 'alaykum, teman-teman.. 

Adalah passion, satu kata yang tidak terlepas dari orang sukses. Diulas dalam artikel di finansialku.com, passion ialah sesuatu yang dikerjakan dengan ikhlas, tanpa paksaan dan suatu bentuk panggilan dari alam bawah sadar seseorang. Dilakukan secara terus menerus, tidak pernah merasa bosan, tidak memikirkan untung rugi, serta bila tidak dilakukan akan merasa sesuatu yang kurang.

Dengan kata lain passion adalah sebuah keinginan yang begitu mendalam dari lubuk hati yang dilakukan tanpa adanya paksaan ataupun beban walaupun ia tak mendapatkan materi sebagai upah.

Seseorang yang memiliki passion akan terus-menerus berpikir untuk mewujudkan sesuatu yang menjadi ketertarikannya. Sehingga ia akan melakukan sebaik mungkin yang dapat dilakukan. Dan setiap hari merupakan kesempatan baru untuk berusaha.

Singkatnya, passion adalah gairah. Kecenderungan terhadap sesuatu yang melahirkan rasa bahagia dalam menjalaninya.

Apa passionmu?

Jawabannya Kembali pada diri kita masing-masing.

Narasumber hebat nan rendah hati, Bunda Ratu Antologi-ku menjabarkan bahwa:

        Kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir.

    Hingga hari ini, profesi penulis adalah salah satu pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara sosial

 

Selanjutnya terkait kendala dan hambatan dalam menulis di antaranya sebagai berikut:

  1. Merasa tidak berbakat dalam hal menulis
  2. Tidak memiliki waktu
  3. Tidak memiliki ide
  4. Enggan dikritik
  5. Tidak suka menulis.

Dari 5 butir nomor di atas, mana yang jadi hambatan bagi teman-teman?

Kalau aku, pernah dirasuki poin ke-4. Kadang khawatir kalau hasil ‘corat-coretku’ dihadang dengan komentar yang menikam. Ya, beda jalur dengan kritik sebenarnya. Tapi intinya diriku seringkali menyembunyikan ‘coretanku’.

Ah, memang aku yang krisis percaya diri ya..?

Belum lagi kalau merasa waktuku habis. Pernah.

Seakan 24 jam punyaku tak sama dengan porsi waktumu, kawan.

Rupanya, lagi. Kembali ke diriku sendiri. Waktuku memang habis. Sebab, tanpa prioritas.


Nah, berikut beberapa alasan untuk menulis yang dipaparkan oleh Bunda Ratu Antologi. Kita mulai dari....

  Mengapa harus menulis?

 Lebih filosofis dan berhubungan dengan nilai, visi, dan misi hidup kita di dunia.

 Bagaimana kita harus menulis?

 Lebih bersifat teknis dan cenderung mudah dipelajari melalui proses Latihan.

  Kapan kita mulai menulis?

Secepatnya! Kita harus niatkan untuk membuat karya yang asli dari diri kita.

 


Sebagai pendatang baru di dunia kepenulisan, diriku merasa mendapat pesan khusus dari Bunda melalui salah satu slide materinya di bawah ini.

 


Bunda juga memaparkan Langkah-langkah menjadi penulis yang baik sebagaimana dapat kita perhatikan pada alur berikut:



Sementara itu persiapan menulis yang perlu kita lakukan antara lain:

  1.   Menggali dan menemukan ide/gagasan.

Cara efektif yang dapat digunakan untuk mendapat ide ialah melalui brainstorming. Eksplorasi gagasan dapat terjadi melalui kajian pustaka, mengamati peristiwa yang terjadi di sekeliling kita bahkan dari imajinasi kita.

  1.   Menentukan tujuan, genre, dan segmen pembaca.

Hal mendasar tentunya adalah niat serta azzam, tekad dalam diri kita. Untuk apa? Satu pertanyaan yang sangat menentukan tujuan kita menulis. Sehingga terkait genre dan segmen pembaca akan terjawab dengan sendirinya.

perlu diingat bahwa segmen pembaca yang kita pilih tentu merupakan pertimbangan penting yang kemudian menentukan warna tulisan kita.

  1.   Menentukan topik.

Langkah ini dapat dilakukan setelah kita berhasil menetapkan tujuan, genre dan sasaran pembaca. Sebagai contoh, bila tujuan menulis adalah untuk memberikan informasi yang benar tentang Kesehatan, maka tulisan popularlah genrenya.

Dan ketika sasaran pembacanya adalah orang tua (manula), topik tulisan yang sekiranya diangkat misalnya “Hidup sehat di usia senja”.

  1.   Membuat outline.

Kerangka tulisan atau outline merupakan bingkai yang perlu kita sediakan di awal sebelum memulai menulis. Dengan adanya outline sebagai deskripsi materi secara garis besar akan membantu kita untuk tidak keluar dari topik yang sedang ditulis. Karakterisitik outline yang baik memiliki kesederajatan yang logis, kesetaraan struktur, kepaduan, dan penekanan.

  1.   Mengumpulkan bahan materi/buku.

Untuk memperkaya perspektif dan referensi, seorang penulis wajib membaca banyak buku dan sumber bacaan lain. Meminjam kata-kata Om Jay, penulis harus rakus membaca. Agar bisa menemukan ide menulis, dan semakin banyak pula gagasan yang dapat dikembangkan.

 

Berikut tedapat 3 Langkah penting setelah kita menyelesaikan naskah kasar, yaitu:

  1.   Editing.

Yang perlu kita lakukan pada tahap ini ialah membaca ulang dan menyempurnakan draf tulisan kita.

  1.   Revising

Pada tahap kedua ini kita dapat mengubah beberapa bagian dan juga melengkapi naskah. Selain itu untuk menihilkan kesalahan tulis, kita pun perlu mengevaluasi kembali naskah.

  1.   Publishing.

Tahap ini dimuali dengan pengiriman naskah oleh penulis. Berikut pracetak yang meliputi perwajahan buku, tata letak, pengajuan ISBN, dan proof reading. Disusul pula promosi dan distribusi.

 

Di bagian akhir materinya Bunda pun menampilkan karya-karya beliau yang luar biasa.

Mengamati slide tersebut membuatku merasa ingin seperti Bunda yang telah berkarya dalam berbagai genre. Best seller pula.

Semoga bersama-sama kita teguh menjadi para pembelajar yang kelak dapat lulus dari kelas belajar menulis gelombang 24 ini sambil mendekap buku solo kita dan ber-passion kuat di bidang menulis.


Bunda, Om Jay, Bu Ewi, dan teman-teman semua.. jazakumullah khayr atas kebersamaan dan segenap ilmu yang ditebarkan pada kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampai Ketemu Lagi

Sampai ketemu lagi. "Kak As, nanti saya telpon ya" Aku menjwabnya dengan senyuman. "Sampai ketemu lagi, kak" ia pu...