Judul : Menjadikan Menulis Sebagai Passion
Resume ke- : 2
Gelombang : 24
Tanggal : Rabu, 19 Januari 2022
Narasumber : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd
Penyendiri. Itu aku.
Meski
seorang diri, kurasa aku tak sendiri. Karena satu cara yang kupunya selalu
manjur untuk meramaikan duniaku yang senyap. Bermain corat-coret dengan dua temain terbaikku,
kertas dan pena.
Ya, menulis. Sebuah keajaiban yang
membuatku menjadi sejujur-jujurnya diriku saat melakukannya. Namun,
sekaligus mengantarku menjelma sebagai orang lain ketika selesai menyentuhkan
pena pada kertas.
Kala
membaca kembali ukiran tinta yang bertahta di singgasana kertas itu aku seakan menjadi
orang lain yang sedang berinteraksi dengan diriku. Aku bisa melihat diriku. Dengan
begitu aku bisa mengoreksi diri. Bermuhasabah. Dengan caraku sendiri.
Setidaknya
saat menulis dan membacanya Kembali aku merasa bebas. Aku senang melakukannya.
Dulu.
Dan
entah bagaimana, beberapa tahun lalu kesenangan itu seperti memudar. Sangat jarang aku menuliskan hariku
lagi. Aku hampir tidak pernah menulis apapun. Kebiasaan corat-coretku seakan pergi
meninggalkanku.
Atau, aku kah yang meninggalkannya bersama
seabrek kenangan di tiap detik yang berlalu..?
Hingga
akhirnya sang waktu menamparku. Mendamparkanku
di sebuah grup WhatsApp. “Guru Madrasah menulis”.
Dan seperti pulau yang bertetangga,
aku pun kemudian tiba di sebuah komunitas bernama Writing Is My Passion_Perusahaan
Milik Allah (WIMP PMA) yang dimotori oleh ‘Bunda Ratu Antologi’.
Padahal
aku tau banyak yang menyapanya dengan nama Bu Kanjeng. Tapi demikianlah, aku
punya nama khusus untuk beliau. Semoga Allah menjaga keikhlasannya.
The
End. 😊
Assalaamu 'alaykum, teman-teman..
Adalah passion, satu kata yang
tidak terlepas dari orang sukses. Diulas dalam artikel di finansialku.com,
passion ialah sesuatu yang dikerjakan dengan ikhlas, tanpa paksaan dan suatu
bentuk panggilan dari alam bawah sadar seseorang. Dilakukan secara terus
menerus, tidak pernah merasa bosan, tidak memikirkan untung rugi, serta bila tidak
dilakukan akan merasa sesuatu yang kurang.
Dengan
kata lain passion adalah sebuah keinginan yang begitu mendalam dari lubuk hati
yang dilakukan tanpa adanya paksaan ataupun beban walaupun ia tak mendapatkan
materi sebagai upah.
Seseorang
yang memiliki passion akan terus-menerus berpikir untuk mewujudkan sesuatu yang
menjadi ketertarikannya. Sehingga ia akan melakukan sebaik mungkin yang dapat
dilakukan. Dan setiap hari merupakan kesempatan baru untuk berusaha.
Singkatnya, passion adalah gairah. Kecenderungan
terhadap sesuatu yang melahirkan rasa bahagia dalam menjalaninya.
Apa passionmu?
Jawabannya
Kembali pada diri kita masing-masing.
Narasumber hebat nan rendah hati,
Bunda Ratu Antologi-ku menjabarkan bahwa:
• Kemampuan menulis dipandang sebagai indikator
intelektualitas dan kematangan berpikir.
• Hingga hari ini, profesi penulis adalah salah satu
pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara sosial
Selanjutnya
terkait kendala dan hambatan dalam menulis di antaranya sebagai berikut:
- Merasa tidak berbakat dalam hal menulis
- Tidak memiliki waktu
- Tidak memiliki ide
- Enggan dikritik
- Tidak suka menulis.
Dari
5 butir nomor di atas, mana yang jadi hambatan bagi teman-teman?
Kalau aku, pernah dirasuki poin
ke-4. Kadang khawatir kalau hasil ‘corat-coretku’ dihadang dengan komentar yang
menikam. Ya, beda jalur dengan kritik sebenarnya. Tapi intinya diriku
seringkali menyembunyikan ‘coretanku’.
Ah, memang aku yang krisis percaya
diri ya..?
Belum lagi kalau merasa waktuku
habis. Pernah.
Seakan 24 jam punyaku tak sama dengan
porsi waktumu, kawan.
Rupanya, lagi. Kembali ke diriku sendiri. Waktuku memang habis. Sebab, tanpa prioritas.
Nah, berikut beberapa alasan untuk menulis yang dipaparkan oleh Bunda Ratu Antologi. Kita mulai dari....
ஐ Mengapa harus
menulis?
Lebih filosofis dan berhubungan
dengan nilai, visi, dan misi hidup kita di dunia.
ஐ Bagaimana
kita harus menulis?
Lebih
bersifat teknis dan cenderung mudah dipelajari melalui proses Latihan.
ஐ Kapan kita
mulai menulis?
Secepatnya! Kita harus
niatkan untuk membuat karya yang asli dari diri kita.
Sebagai
pendatang baru di dunia kepenulisan, diriku merasa mendapat pesan khusus dari
Bunda melalui salah satu slide materinya di bawah ini.
Bunda juga memaparkan Langkah-langkah menjadi penulis yang baik sebagaimana dapat kita perhatikan pada alur berikut:
Sementara
itu persiapan menulis yang perlu kita lakukan antara lain:
- Menggali dan menemukan ide/gagasan.
Cara efektif yang dapat digunakan untuk mendapat ide ialah melalui brainstorming.
Eksplorasi gagasan dapat terjadi melalui kajian pustaka, mengamati peristiwa
yang terjadi di sekeliling kita bahkan dari imajinasi kita.
- Menentukan
tujuan, genre, dan segmen pembaca.
Hal mendasar tentunya adalah niat serta azzam, tekad dalam diri kita. Untuk apa? Satu pertanyaan yang sangat
menentukan tujuan kita menulis. Sehingga terkait genre dan segmen pembaca akan terjawab
dengan sendirinya.
perlu diingat bahwa segmen
pembaca yang kita pilih tentu merupakan pertimbangan penting yang kemudian menentukan
warna tulisan kita.
- Menentukan
topik.
Langkah ini dapat dilakukan
setelah kita berhasil menetapkan tujuan, genre dan sasaran pembaca. Sebagai contoh,
bila tujuan menulis adalah untuk memberikan informasi yang benar tentang Kesehatan,
maka tulisan popularlah genrenya.
Dan ketika sasaran
pembacanya adalah orang tua (manula), topik tulisan yang sekiranya diangkat
misalnya “Hidup sehat di usia senja”.
- Membuat outline.
Kerangka tulisan atau
outline merupakan bingkai yang perlu kita sediakan di awal sebelum memulai menulis.
Dengan adanya outline sebagai deskripsi materi secara garis besar akan membantu
kita untuk tidak keluar dari topik yang sedang ditulis. Karakterisitik outline
yang baik memiliki kesederajatan yang logis, kesetaraan struktur, kepaduan, dan
penekanan.
- Mengumpulkan
bahan materi/buku.
Untuk memperkaya
perspektif dan referensi, seorang penulis wajib membaca banyak buku dan sumber
bacaan lain. Meminjam kata-kata Om Jay, penulis harus rakus membaca.
Agar bisa menemukan ide
menulis, dan semakin banyak pula gagasan yang dapat dikembangkan.
Berikut
tedapat 3 Langkah penting setelah kita menyelesaikan naskah kasar, yaitu:
- Editing.
Yang perlu kita
lakukan pada tahap ini ialah membaca ulang dan menyempurnakan draf tulisan kita.
- Revising
Pada tahap kedua ini kita
dapat mengubah beberapa bagian dan juga melengkapi naskah. Selain itu untuk
menihilkan kesalahan tulis, kita pun perlu mengevaluasi kembali naskah.
- Publishing.
Tahap ini dimuali
dengan pengiriman naskah oleh penulis. Berikut pracetak yang meliputi perwajahan
buku, tata letak, pengajuan ISBN, dan proof reading. Disusul pula
promosi dan distribusi.
Di bagian akhir materinya
Bunda pun menampilkan karya-karya beliau yang luar biasa.
Semoga bersama-sama kita teguh
menjadi para pembelajar yang kelak dapat lulus dari kelas belajar menulis
gelombang 24 ini sambil mendekap buku solo kita dan ber-passion kuat di bidang
menulis.
Bunda, Om Jay, Bu Ewi, dan teman-teman semua.. jazakumullah khayr atas kebersamaan dan segenap ilmu yang ditebarkan pada kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar