Bismillah..
Kuliah online via WA bersama Narasumber dan Moderator
hebat pada kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD)kini telah sampai di
pertemuan ke-17. Sang Narasumber sore Rabu, 8 Desember 2021 ini adalah seorang
guru dengan segudang karya. Ialah Maria Magdalena Sumakul, nama lengkap beliau.
Materi yang disampaikannya bertema Berbagi Praktik Baik Literasi Digital.
Pembukaan pertemuan kali ini terkesan berbeda dari
pertemuan-pertemuan sebelumnya. Sebab, dimoderatori oleh sang bilingual
blogger, Mz Phia yang menuliskan chat WA dalam Bahasa Indonesia dan sekata dua
kata disisipi kosa kata berbahasa Inggris.
Sebagai bagian awal, Bu Maria menginformasikan
data tren pengguna internet dan media
sosial yang disajikan oleh We are Social pada Februari 2021 dalam Indonesian
Digital Report 2021. Data
dimaksud ialah sebagai berikut:
total jumlah penduduk Indonesia 274,9 juta jiwa,
pengguna mobile sejumlah 345, 3 juta (125,6%
dari jumlah penduduk Indonesia)
pengguna internet 202,6 juta (73,7% dari jumlah
penduduk Indonesia)
pengguna media sosial aktif 170 juta (61,8% dari
jumlah penduduk Indonesia)
Aktivitas masyarakat pengguna internet di Indonesia
pun terbilang luar biasa dan beragam dilihat dari rerata waktu yang dihabiskan
maupun dari platform media sosial yang digunakan. Disamping
jejaring media sosial juga tidak sedikit pengguna internet yang online untuk
menikmati game, musik, podcast, broadcast, dsb.
Untuk itu, agar bisa berbagi
praktik baik di dunia digital terlebih dahulu kita perlu tau apa sih literasi
digital sebenarnya?
Berikut empat aspek digital sebagai
fondasi yang penting untuk kita ajarkan ke anak didik kita.
Sehingga kemudian dengan
pemahaman digital tersebut bisa mencegah terjadinya cyberbulling dan
ketimpangan lainnya dalam bermedia sosial. Agar anak-anak kita tidak menjadi
korban apalagi pelaku penyimpangan di dunia maya.
Beberapa kegiatan anak didik kita berikut ini dapat
menjadi contoh literasi digital antara lain:
Dalam urusan madrasah/sekolah
misalnya:
π komunikasi dengan guru dan teman menggunakan media
sosial.
π Mengirim tugas madrasah/sekolah menggunakan e-mail
π Pembelajaran online menggunakan aplikasi ataupun web
π Mencari bahan ajar dari sumber terpercaya di internet
Sedangkan di rumah, contohnya antara lain:
π Medengarkan musik menggunakan layanan streaming resmi
π Melihat tutorial memasak dari internet
π Menggunakan laptop yang tersambung internet untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan.
Selanjutnya Bu Maria pun memaparkan tujuan pembelajaran
literasi digital di madrasah/sekolah sebagaimana pada slide di bawah ini.
Demikian juga dengan beberapa
manfaat literasi digital bagi siswa atau anak didik kita bahkan juga anak-anak
pada umumnya di antaranya seperti pada tampilan berikut.
Selain itu, Bu Maria memaparkan
tentang praktik baik literasi digital. Sebagai contoh beliau menunjukkan beberapa sampel
praktik baik lietrasi digital yang terintegrasi mata pelajaran informatika dalam bentuk format
sebagaimana milik beliau.
Dari Rencana Pembelajaran di atas, berikut inilah rupa
tampilan aplikasi coding scratch Jr serta
hasilnya berupa karya anak-anak didik Bu Maria.
Terakhir, di sesi tanya jawab Bu Maria senantiasa
menjawab pertanyaan dari para peserta GMLD dengan detail menggunakan voice
note. Salah satu poin yang beliau sampaikan di sesi ini ialah menjawab keresahan
para orang tua tentang kecanduan game yang menimpa anak-anak kita.
Bu Maria menyebutkan bahwa sesungguhnya KemenInfo
pernah memblokir game online, sebut saja FF dan ML. Sehingga yang ada adalah
internet sehat. Namun, karena adanya sangat banyak, maka tidak dengan serta merta
hilang semua.
Pada dasarnya game memiliki sisi positif juga yakni
bagaimana anak-anak bisa merancang strategi dalam permainannya. Tapi kemudian, yang
menjadi masalah adalah bila sampai berlebihan apalagi menjadi ketergantungan.
Mengenai hal ini peran guru dan
orang tua tentunya sangat diperlukan. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah untuk
tugas searching di internet, kepada siswa MI/SD berikan link langsung. Begitu juga
dengan anak-anak usia MTs/SMP. Namun, untuk tingkat usia di atas anak MI dan
SD, bisa diberikan pemahaman bahwa saat mereka membuka aplikasi atau situs
tertentu pasti akan muncul juga hal-hal lain selain apa yang dicarinya. Maka,
tekankan pada anak-anak untuk terbiasa membuka urutan teratas yang muncul di bagian
hasil google search. Sampaikan pada anak-anak tentang hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan serta dampak-dampaknya.
Disadari atau tidak, anak-anak
kita sesungguhnya menyimpan potensi besar dalam dirinya. Sehingga kita, guru, sudah semestinya membantu
anak-anak dalam hal eksplorasi diri. Sebentuk usaha agar perhatian anak-anak
teralihkan dari game, salah satu misalnya kita memberikan tugas secara pribadi
atau berkelompok untuk vΓdeo tutorial tentang suatu hal tertentu. Sehingga anak-anak
(merasa) menjadi ala youtuber, disibukkan dengan tugasnya sekaligus juga tetap
bisa bersosialisasi dengan sesama.
Selain itu, pihak madrasah/sekolah bersama komitenya misalnya
bisa mengadakan semacam seminar bagi orang tua terkait literasi digital. Untuk kemudian
sama-sama bergandengan tangan dengan para guru dalam menuntun diri kita sendiri
dan anak-anak dalam berbagi baik dalam literasi digital.
Akhir kata... terima kasih, Bu Maria dan Mz Phia.
Sincerely,
Astuty HAR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar