Rabu, 15 Desember 2021

Berbagi Praktik Baik Literasi Digital

Bismillah..

Kuliah online via WA bersama Narasumber dan Moderator hebat pada kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD)kini telah sampai di pertemuan ke-17. Sang Narasumber sore Rabu, 8 Desember 2021 ini adalah seorang guru dengan segudang karya. Ialah Maria Magdalena Sumakul, nama lengkap beliau. Materi yang disampaikannya bertema Berbagi Praktik Baik Literasi Digital.

Pembukaan pertemuan kali ini terkesan berbeda dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Sebab, dimoderatori oleh sang bilingual blogger, Mz Phia yang menuliskan chat WA dalam Bahasa Indonesia dan sekata dua kata disisipi kosa kata berbahasa Inggris.

Sebagai bagian awal, Bu Maria menginformasikan data  tren pengguna internet dan media sosial yang disajikan oleh We are Social pada Februari 2021 dalam Indonesian Digital Report 2021. Data dimaksud ialah sebagai berikut:

*    total jumlah penduduk Indonesia 274,9 juta jiwa,

*    pengguna mobile sejumlah 345, 3 juta (125,6% dari jumlah penduduk Indonesia)

*    pengguna internet 202,6 juta (73,7% dari jumlah penduduk Indonesia)

*    pengguna media sosial aktif 170 juta (61,8% dari jumlah penduduk Indonesia)

Aktivitas masyarakat pengguna internet di Indonesia pun terbilang luar biasa dan beragam dilihat dari rerata waktu yang dihabiskan maupun dari platform media sosial yang digunakan. Disamping jejaring media sosial juga tidak sedikit pengguna internet yang online untuk menikmati game, musik, podcast, broadcast, dsb.

Untuk itu, agar bisa berbagi praktik baik di dunia digital terlebih dahulu kita perlu tau apa sih literasi digital sebenarnya?


Berikut empat aspek digital sebagai fondasi yang penting untuk kita ajarkan ke anak didik kita.

Sehingga kemudian dengan pemahaman digital tersebut bisa mencegah terjadinya cyberbulling dan ketimpangan lainnya dalam bermedia sosial. Agar anak-anak kita tidak menjadi korban apalagi pelaku penyimpangan di dunia maya.


Beberapa kegiatan anak didik kita berikut ini dapat menjadi contoh literasi digital antara lain:

Dalam urusan madrasah/sekolah misalnya:

*      πŸ‘‰ komunikasi dengan guru dan teman menggunakan media sosial.

*       πŸ‘‰ Mengirim tugas madrasah/sekolah menggunakan e-mail

*       πŸ‘‰ Pembelajaran online menggunakan aplikasi ataupun web

*       πŸ‘‰ Mencari bahan ajar dari sumber terpercaya di internet

Sedangkan di rumah, contohnya antara lain:

*        πŸ‘‰ Medengarkan musik menggunakan layanan streaming resmi

*        πŸ‘‰ Melihat tutorial memasak dari internet

*        πŸ‘‰ Menggunakan laptop yang tersambung internet untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan.

 

Selanjutnya Bu Maria pun memaparkan tujuan pembelajaran literasi digital di madrasah/sekolah sebagaimana pada slide di bawah ini.

 

Demikian juga dengan beberapa manfaat literasi digital bagi siswa atau anak didik kita bahkan juga anak-anak pada umumnya di antaranya seperti pada tampilan berikut.


Selain itu, Bu Maria memaparkan tentang praktik baik literasi digital. Sebagai contoh beliau menunjukkan beberapa sampel praktik baik lietrasi digital yang terintegrasi mata  pelajaran informatika dalam bentuk format sebagaimana milik beliau.


Dari Rencana Pembelajaran di atas, berikut inilah rupa tampilan aplikasi coding scratch Jr  serta hasilnya berupa karya anak-anak didik Bu Maria.


Terakhir, di sesi tanya jawab Bu Maria senantiasa menjawab pertanyaan dari para peserta GMLD dengan detail menggunakan voice note. Salah satu poin yang beliau sampaikan di sesi ini ialah menjawab keresahan para orang tua tentang kecanduan game yang menimpa anak-anak kita.

Bu Maria menyebutkan bahwa sesungguhnya KemenInfo pernah memblokir game online, sebut saja FF dan ML. Sehingga yang ada adalah internet sehat. Namun, karena adanya sangat banyak, maka tidak dengan serta merta hilang semua.

Pada dasarnya game memiliki sisi positif juga yakni bagaimana anak-anak bisa merancang strategi dalam permainannya. Tapi kemudian, yang menjadi masalah adalah bila sampai berlebihan apalagi menjadi ketergantungan.

Mengenai hal ini peran guru dan orang tua tentunya sangat diperlukan. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah untuk tugas searching di internet, kepada siswa MI/SD berikan link langsung. Begitu juga dengan anak-anak usia MTs/SMP. Namun, untuk tingkat usia di atas anak MI dan SD, bisa diberikan pemahaman bahwa saat mereka membuka aplikasi atau situs tertentu pasti akan muncul juga hal-hal lain selain apa yang dicarinya. Maka, tekankan pada anak-anak untuk terbiasa membuka urutan teratas yang muncul di bagian hasil google search. Sampaikan pada anak-anak tentang hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan serta dampak-dampaknya.

Disadari atau tidak, anak-anak kita sesungguhnya menyimpan potensi besar dalam dirinya. Sehingga kita, guru, sudah semestinya membantu anak-anak dalam hal eksplorasi diri. Sebentuk usaha agar perhatian anak-anak teralihkan dari game, salah satu misalnya kita memberikan tugas secara pribadi atau berkelompok untuk vΓ­deo tutorial tentang suatu hal tertentu. Sehingga anak-anak (merasa) menjadi ala youtuber, disibukkan dengan tugasnya sekaligus juga tetap bisa bersosialisasi dengan sesama.

Selain itu, pihak madrasah/sekolah bersama komitenya misalnya bisa mengadakan semacam seminar bagi orang tua terkait literasi digital. Untuk kemudian sama-sama bergandengan tangan dengan para guru dalam menuntun diri kita sendiri dan anak-anak dalam berbagi baik dalam literasi digital.

Akhir kata... terima kasih, Bu Maria dan Mz Phia.

Sincerely,

Astuty HAR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampai Ketemu Lagi

Sampai ketemu lagi. "Kak As, nanti saya telpon ya" Aku menjwabnya dengan senyuman. "Sampai ketemu lagi, kak" ia pu...