Bismillah..
Assalaamu ‘alaykum wa
rahmatullah wa barakaatuh. π
Alhamdulillah, Segenap Puja dan Puji hanya patut bagi
Allah yang Mahabaik kepada kita. Dengan izinNya pertemuan ke-16 kelas Guru
Motivator Literasi Digital yang berlangsung via WA dapat kususuri jalannya.
Setelah sejak pagi tadi jaringan seluler di tempatku sempat menghilang hampir
seharian. Alhamdulillah, kini ia kembali dan menghapus rinduku akan dirinya. Astaghfirullah..
kok aku jadi curhat di dunia terbuka seperti
ini π€
Hari ini, Senin tanggal 6 Desember 2021. Jadwal
kelas GMLD awalnya akan diisi oleh Mr. Bams. Namun, karena satu dan lain hal,
materi menarik bertema Bijak Dalam Bermedia Sosial disampaikan oleh Pak Dail
Maruf yang didampingi Pak Muliadi dan Bu Rosminiyati.
Dengan rendah hati, Pak Muliadi
dan juga Pak Dail mengawali penyampaian materinya dengan menjabarkan
perkembangan media digital. Bermula dari hanya Radio dan Televisi kemudian Hand
phone dengan modal SMS serta SMS grup lalu beranjak ke Black Berry Massanger
alias BBM yang sempat membuat semua orang demam BBM. Seiring berjalannya waktu,
BBM pun tergeser oleh hadirnya android dengan WhatsApp (WA) sebagai produk dari
face book (FB) dalam rupa yang lebih sederhana sesuai kebutuhan konsumen. WA pun kini menduduki tempat teratas kedua di dunia
digital dalam hal penggunaannya.
Oleh karena itu, kita harus
bijak dalam bersikap di tengah padatnya arus informasi dan komunikasi di
jejaring media sosial.
Bijak? Media sosial? Apa sih..?
Pertama kita mulai dari defenisi media sosial ya..
Media merupakan sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim
kepada penerima pesan, dengan tujuan meningkatkan pemahaman penerima pesan.
Sementara media sosial dalah sebuah media daring yang digunakan satu sama lain yang para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Andreas Kaplan dan Michael Henlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi
berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0
dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content ”
User generated content sendiri merupakan
berbagai bentuk
konten baik tulisan, video, foto, review, dan lainnya yang dibuat oleh
seseorang seperti konsumen, pelanggan, atau bahkan followers.
Sederhananya media sosial merupakan media yang
digunakan masyarakat untuk mengomunikasikan suatu hal tertentu kepada pihak
lain baik perorangan atau publik.
Selanjutnya bijak memiliki 2 arti, yakni:
Pertama bijak berarti pandai, mahir dan selalu
menggunakan akal budi.
Kedua ialah pandai bercakap-cakap, petah lidah.
Sedangkan menurut Pak Haji M. Nur, Guru Agama
yang tak lain adalah Ayah Pak Dail, bijak berarti adil yang bermakna
menempatkan sesuatu pada tempatnya. Sehingga orang bijak ialah orang yang
pandai menempatkan segala sesuatu sesuai peruntukannya.
Begitu pula dengan bermedia sosial, kita akan
disebut bijak bila kita menggunakan media sesuai fungsi sesungguhnya. So,
catat nih.. manfaat media sosial ialah:
1.
πMenjalin silaturahmi
2. πMenambah relasi
3. πBisnis
4. πPentas karya
Bahkan Pak Dail mencontohkan
bahwa saat ini kita sedang menjalin silaturahmi. Dengan begitu, kita juga
mendapat manfaat lainnya yaitu, perolehan informasi, ilmu, bahkan peluang
bisnis. Contoh lain, misalnya kita punya sesuatu yang berkhasiat baik bagi tubuh
yang kemudian diramu dan dikemas sedemikian rupa lalu di-share di media
sosial agar bisa membantu sesiapa yang sekiranya memerlukan dan sekaligus
menjadi tambahan pemasukan serta peluang bisnis.
Singkatnya, ibarat pisau, media sosial pun memiliki
dua sisi. Berguna atau berbahaya. Mendatangkan manfaat ataukah menjadi
mudharat. Tergantung pada kita yang menggunakannya.
Ketika media sosial dioptimalkan penggunaannya untuk
hal bermanfaat, maka kebaikanlah yang kita raih. Namun, sebaliknya bila media
sosial digunakan dengan cara yang salah dan untuk hal negatif, bersiaplah
menuai segala macam akibatnya.
Di penghujung sesi penyampaian materi, Pak Dail menyatakan
bahwa bijak itu tidak berarti hanya dimiliki oleh orang tua ataupun orang yang
sudah tua. Karena (bila Allah masih memberi usia) menjadi tua adalah kepastian.
Sedangkan menjadi yang bijak adalah pilihan kita.
Kepada Pak Dail, Pak Muliadi dan Bu Ros.. Terima
kasih, Jazakumullah ahsan Jaza’. π
Tidak ada komentar:
Posting Komentar