Rabu, 15 Desember 2021

Bijak Dalam Bermedia Sosial

Bismillah..

Assalaamu ‘alaykum wa rahmatullah wa barakaatuh. 😊

Alhamdulillah, Segenap Puja dan Puji hanya patut bagi Allah yang Mahabaik kepada kita. Dengan izinNya pertemuan ke-16 kelas Guru Motivator Literasi Digital yang berlangsung via WA dapat kususuri jalannya. Setelah sejak pagi tadi jaringan seluler di tempatku sempat menghilang hampir seharian. Alhamdulillah, kini ia kembali dan menghapus rinduku akan dirinya. Astaghfirullah.. kok aku  jadi curhat di dunia terbuka seperti ini 🀭

Hari ini, Senin tanggal 6 Desember 2021. Jadwal kelas GMLD awalnya akan diisi oleh Mr. Bams. Namun, karena satu dan lain hal, materi menarik bertema Bijak Dalam Bermedia Sosial disampaikan oleh Pak Dail Maruf yang didampingi Pak Muliadi dan Bu Rosminiyati.

Dengan rendah hati, Pak Muliadi dan juga Pak Dail mengawali penyampaian materinya dengan menjabarkan perkembangan media digital. Bermula dari hanya Radio dan Televisi kemudian Hand phone dengan modal SMS serta SMS grup lalu beranjak ke Black Berry Massanger alias BBM yang sempat membuat semua orang demam BBM. Seiring berjalannya waktu, BBM pun tergeser oleh hadirnya android dengan WhatsApp (WA) sebagai produk dari face book (FB) dalam rupa yang lebih sederhana sesuai kebutuhan konsumen. WA pun kini menduduki tempat teratas kedua di dunia digital dalam hal penggunaannya.


Dari grafik tersebut di atas tentu semakin benderang terlihat bahwa kini kita telah dikepung oleh media sosial. Berbagai aplikasi dengan segala kelebihan dan kekurangannya pun terus bermunculan dan kian mewarnai media sosial.

Oleh karena itu, kita harus bijak dalam bersikap di tengah padatnya arus informasi dan komunikasi di jejaring media sosial.

Bijak? Media sosial? Apa sih..?

Pertama kita mulai dari defenisi media sosial ya..

Media merupakan sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima pesan, dengan tujuan meningkatkan pemahaman penerima pesan.

Sementara media sosial dalah sebuah media daring yang digunakan satu sama lain yang para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Andreas Kaplan dan Michael Henlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content ”

User generated content sendiri merupakan berbagai bentuk konten baik tulisan, video, foto, review, dan lainnya yang dibuat oleh seseorang seperti konsumen, pelanggan, atau bahkan followers.

Sederhananya media sosial merupakan media yang digunakan masyarakat untuk mengomunikasikan suatu hal tertentu kepada pihak lain baik perorangan atau publik.

Selanjutnya bijak memiliki 2 arti, yakni:

Pertama bijak berarti pandai, mahir dan selalu menggunakan akal budi.

Kedua ialah pandai bercakap-cakap, petah lidah.

Sedangkan menurut Pak Haji M. Nur, Guru Agama yang tak lain adalah Ayah Pak Dail, bijak berarti adil yang bermakna menempatkan sesuatu pada tempatnya. Sehingga orang bijak ialah orang yang pandai menempatkan segala sesuatu sesuai peruntukannya.

Begitu pula dengan bermedia sosial, kita akan disebut bijak bila kita menggunakan media sesuai fungsi sesungguhnya. So, catat nih.. manfaat media sosial ialah:

1.       πŸ‘‰Menjalin silaturahmi

2.       πŸ‘‰Menambah relasi

3.        πŸ‘‰Bisnis

4.        πŸ‘‰Pentas karya

Bahkan Pak Dail mencontohkan bahwa saat ini kita sedang menjalin silaturahmi. Dengan begitu, kita juga mendapat manfaat lainnya yaitu, perolehan informasi, ilmu, bahkan peluang bisnis. Contoh lain, misalnya kita punya sesuatu yang berkhasiat baik bagi tubuh yang kemudian diramu dan dikemas sedemikian rupa lalu di-share di media sosial agar bisa membantu sesiapa yang sekiranya memerlukan dan sekaligus menjadi tambahan pemasukan serta peluang bisnis.

Singkatnya, ibarat pisau, media sosial pun memiliki dua sisi. Berguna atau berbahaya. Mendatangkan manfaat ataukah menjadi mudharat. Tergantung pada kita yang menggunakannya.

Ketika media sosial dioptimalkan penggunaannya untuk hal bermanfaat, maka kebaikanlah yang kita raih. Namun, sebaliknya bila media sosial digunakan dengan cara yang salah dan untuk hal negatif, bersiaplah menuai segala macam akibatnya.

Di penghujung sesi penyampaian materi, Pak Dail menyatakan bahwa bijak itu tidak berarti hanya dimiliki oleh orang tua ataupun orang yang sudah tua. Karena (bila Allah masih memberi usia) menjadi tua adalah kepastian. Sedangkan menjadi yang bijak adalah pilihan kita.

Kepada Pak Dail, Pak Muliadi dan Bu Ros.. Terima kasih, Jazakumullah ahsan Jaza’. πŸ’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampai Ketemu Lagi

Sampai ketemu lagi. "Kak As, nanti saya telpon ya" Aku menjwabnya dengan senyuman. "Sampai ketemu lagi, kak" ia pu...