Bismillahirrahmaanirrahiym.
Allahumma shalli ‘ala Sayyidinaa
Muhammad wa alihi.
Alhamdulillah, Segala Puji Bagi Allah
yang senantiasa menganugerahi kita segala Ni’matNya sehingga pertemuan ke- 12
kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) via zoom meeting pada sore hari
ini (Jumat , 26 November 2021) dapat terlaksana. Materi bertema Mengekspresikan
Diri yang Baik di Media Sosial pada pertemuan kali ini disampaikan oleh Bunda Sri
Sugiastuti yang didampingi oleh moderator yang tak lain adalah ketua GMLD angkatan
1 ini, Dail Maruf.
Media sosial kini merupakan platform
yang paling diminati masyarakat untuk mendapatkan bahkan menyebarkan informasi.
Dengan adanya beragam media sosial dan merebaknya berbagai aplikasi saat ini,
kita harus memiliki skala prioritas dalam menjalani 24 jam waktu yang kita miliki.
Tidak semua hal yang tersaji di dunia maya perlu kita reguk. Ditambah pula keadaan
di tengah pandemi kini membawa kita ke situasi baru, di mana proses pembelajaran
pun dilakukan secara daring. Sehingga kehidupan kita semakin lekat dengan dunia
digital. Narasumber yang akrab disapa Bunda Kanjeng ini, menyebutkan bahwa kata
lain dari mengekspresikan diri yang baik di media sosial adalah jadilah netizen
(internet citizen atau warga internet) yang baik.
Masing-masing pihak telah berupaya
melakukan yang terbaik dalam kaitannya dengan dunia digital. Pemerintah
bertanggung jawab terhadap pemerataan prasarana penunjang berupa jaringan
internet di seluruh penjuru negeri. Agar tidak terjadi kesenjangan kemajuan dan
pemahaman akan teknologi dan pemanfaatannya dalam berbagai bidang antardaerah
di negeri ini. Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kememkominfo) bersama Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta siberkreasi
tengah terus menggalakkan gerakan literasi digital. Demikian pula adanya kelas
GMLD yang diprakarsai oleh Om Jay ini. Semuanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
dan wawasan untuk tidak sembarang menyebarkan
konten atau berita, terlebih yang belum dipastikan kebenarannya.
Selanjutnya kita sebagai masyarakat yang
pada era ini juga berkedudukan sebagai warga internet, perlu menjalankan peran
kita dengan bijak, yaitu menjadi netizen yang baik. Caranya ialah dengan memanfaatkan media digital secara optimal dan proporsional.
Kita dituntut untuk berperilaku baik di media sosial. Agar kemudian kita
menjadi tidak menjadi korban kekisruhan apalagi bertindak sebagai trouble
maker, penyebab kisruh di dunia maya. Dalam hal menjadi netizen yang baik,
kita tentu perlu memperhatikan dan mengamalkan trik berikut:
1. Sebagai pribadi yang beragama, perhatikan akhlak dan adab
terhadap sesama. Baik bertutur kata secara lisan
maupun tulisan di jagad media sosial.
2. Posting hal-hal baik yang betul-betul dibutuhkan oleh
netizen.
3. Kita mesti menjadi
bumper di tengah masyarakat yang awam dan minim literasi. Jika kita membaca
gunakan kacamata 5 dimensi. Artinya setiap informasi yang kita terima sebaiknya
ditelaah terlebih dahulu dengan 5W + 1H. Terlebih sebagai guru, lakukan tabayun
dahulu baru kita sampaikan ke orang lain termasuk anak didik.
4. Ingat selalu bahwa menjadi netizen harus pandai. Jangan sampai kita terkena UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi elektronik).
5. Posisikan diri
sesuai tempatnya. Hati-hati mem-posting misalnya motivasi bernuansa agama dalam
suatu komunitas yang beragam komposisinya. Jangan sampai kita malah membuat
anggota grup lainnya merasa tidak nyaman atau higga berujung ke leave grup
gara-gara terlampau seringnya kita post .
6. Dalam sebuah komunitas
biasanya terdapat ketentuan yang ditetapkan, maka saat bergabung di komunitas
tertentu PR kita adalah ikuti aturan yang ada.
7. Merujuk pada poin
sebelumnya, Jangan posting iklan ataupun hal-hal yang di luar dari lini
komunitas tersebut.
8. Sekiranya sesekali
tak mengapa berlelucon di grup. Pastinya selama tidak menyinggung pihak-pihak
tertentu. Satu yang harus kita sadari di masa pandemi orang terkadang menjadi
sensitif. Sebagai guru jangan berkata atau bersikap yang menusuk para orang tua
siswa.
9. Berselancarlah dengan baik serta santun berkomunikasi di
dunia Maya.
10. Hati-hati dengan nomor-nomor
tak dikenal yang berseliweran menebar modus. Terutama Nomor 043.
11. Terakhir, Waspadalah!
Pertemuan kali ini sangat interaktif. Bunda -my lovely darling
nickname- menyampaikan materi dengan singkat dan padat. Sedangkan para peserta
zoom mencurahkan berbagai pengalaman akan adanya penyusup dalam grup, modus penipuan
yang ternyata tidak hanya mengahmpiri para ibu melainkan Bapak-bapak pun
terkena ‘rayuan maut’ seperti ajakan berinvestasi, mengembangkan usaha dan lain
sebagainya. Detail aktsi para ‘trouble maker itu antara laian, mengajak
kenalan, bersikap sok kenal, mengirimkan pesan berisi iming-iming hadiah dalam
berbagai bentuk, misalnya sejumlah uang yang kemudian kita diminta memberikan sederet
angka pin atau password. Atau ada pula hadiah berupa barang tertentu hingga
barang branded. Namun, pada akhirnya yang diberi hadiah ‘ditodong’ untuk
membayar sejumlah uang pajak atas barang tersebut. Ini perlu kami tuliskan di
sini agar kita bisa sama-sama menjadikannya sebagai pelajaran dan peringatan
untuk berati-hati.
Selain itu, sharing
dari teman-teman peserta dengan topik berbeda pun disampaikan. Di antaranya
mengenai kesempatan memberikan arahan etika berliterasi di jejaring sosial kepada
anak didik kita di madrasah/sekolah bisa dilakukan saat pertemuan tatap muka. Di mana pada beberapa menit dalam alokasi waktu
belajar, kita sisipkan dengan arahan terkait literasi dunia digital.
Turut mewarnai pertemuan hari ini, Mr. Bams dalam
menanggapi sharing pengalaman teman-teman mengenai akun email pribadi memberi
tips sebagai berikut:
1. Bersihkan jejak digital terutama di perangkat yang bukan
milik kita. Biasakan untuk tidak save password akun kita di perangkat orang
lain, di tempat umum, bahkan di
perangkat kita sendiri.
2. Gunakan proteksi dan jaga email kita dengan baik.
3. Penting bagi kita menguasai untuk merawat 'kesehatan' hp
kita. Salah satu cara sederhana ialah
dengan membersihkan
ruang chat bila dirasa tidak perlu lagi.
4. Agar mudah mencari sesuatu yang hendak kita baca ulang atau
sesuatu yang menarik dan memang sengaja ingin disimpan, kita bisa membuat grup kecil
yang minimal beranggotakan 2 orang. Kemudian keluarkan anggota lainnya (kecuali
bila memang pembuatan grup disetujui bersama atau mereka berkenan untuk tetap
berada dalam grup tersebut). Sehingga dalam
grup tersebut meskipun tersisa diri kita sendiri, kita masih tetap bisa
mengirimkan bahan di sana untuk kita baca kembali.
Pesan penting dari
Bunda ialah jadilah netizen yang baik. Di samping itu Bunda meneguhkan bahwa
semua yang kita temui sesungguhnya bisa dijelmakan dalam tulisan. Biarkan
semuanya mengalir menemui takdirnya sehingga kita akan memperoleh segala sesuatu
sesuai niat kita.
Di penghujung waktu,
Pak Dail yang tampaknya sangat larut menyimak tiap sharing yang disampaikan
teman-tema semua akhirnya mengajak semua participant zoom untuk
bersama-sama menutup pertemuan dengan
mengucap puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Terima kasih, Bunda dan Pak Dail serta tema-teman
semua๐
Tidak ada komentar:
Posting Komentar