Rabu, 15 Desember 2021

Mengekspresikan Diri yang Baik di Media Sosial

Bismillahirrahmaanirrahiym.

Allahumma shalli ‘ala Sayyidinaa Muhammad wa alihi.

Alhamdulillah, Segala Puji Bagi Allah yang senantiasa menganugerahi kita segala Ni’matNya sehingga pertemuan ke- 12 kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) via zoom meeting pada sore hari ini (Jumat , 26 November 2021) dapat terlaksana. Materi bertema Mengekspresikan Diri yang Baik di Media Sosial pada pertemuan kali ini disampaikan oleh Bunda Sri Sugiastuti yang didampingi oleh moderator yang tak lain adalah ketua GMLD angkatan 1 ini, Dail Maruf.

Media sosial kini merupakan platform yang paling diminati masyarakat untuk mendapatkan bahkan menyebarkan informasi. Dengan adanya beragam media sosial dan merebaknya berbagai aplikasi saat ini, kita harus memiliki skala prioritas dalam menjalani 24 jam waktu yang kita miliki. Tidak semua hal yang tersaji di dunia maya perlu kita reguk. Ditambah pula keadaan di tengah pandemi kini membawa kita ke situasi baru, di mana proses pembelajaran pun dilakukan secara daring. Sehingga kehidupan kita semakin lekat dengan dunia digital. Narasumber yang akrab disapa Bunda Kanjeng ini, menyebutkan bahwa kata lain dari mengekspresikan diri yang baik di media sosial adalah jadilah netizen (internet citizen atau warga internet) yang baik.

Masing-masing pihak telah berupaya melakukan yang terbaik dalam kaitannya dengan dunia digital. Pemerintah bertanggung jawab terhadap pemerataan prasarana penunjang berupa jaringan internet di seluruh penjuru negeri. Agar tidak terjadi kesenjangan kemajuan dan pemahaman akan teknologi dan pemanfaatannya dalam berbagai bidang antardaerah di negeri ini. Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kememkominfo) bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta siberkreasi tengah terus menggalakkan gerakan literasi digital. Demikian pula adanya kelas GMLD yang diprakarsai oleh Om Jay ini. Semuanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan untuk tidak sembarang menyebarkan konten atau berita, terlebih yang belum dipastikan kebenarannya.

Selanjutnya kita sebagai masyarakat yang pada era ini juga berkedudukan sebagai warga internet, perlu menjalankan peran kita dengan bijak, yaitu menjadi netizen yang baik. Caranya ialah dengan memanfaatkan media digital secara optimal dan proporsional.

Kita dituntut untuk berperilaku baik di media sosial. Agar kemudian kita menjadi tidak menjadi korban kekisruhan apalagi bertindak sebagai trouble maker, penyebab kisruh di dunia maya. Dalam hal menjadi netizen yang baik, kita tentu perlu memperhatikan dan mengamalkan trik berikut:

1.      Sebagai pribadi yang beragama, perhatikan akhlak dan adab terhadap sesama. Baik bertutur kata secara lisan maupun tulisan di jagad media sosial.

2.        Posting hal-hal baik yang betul-betul dibutuhkan oleh netizen.

3.    Kita mesti menjadi bumper di tengah masyarakat yang awam dan minim literasi. Jika kita membaca gunakan kacamata 5 dimensi. Artinya setiap informasi yang kita terima sebaiknya ditelaah terlebih dahulu dengan 5W + 1H. Terlebih sebagai guru, lakukan tabayun dahulu baru kita sampaikan ke orang lain termasuk anak didik.

4.    Ingat selalu bahwa menjadi netizen harus pandai. Jangan sampai kita terkena UU ITE (Undang-Undang  Informasi dan Transaksi elektronik).

5.    Posisikan diri sesuai tempatnya. Hati-hati mem-posting misalnya motivasi bernuansa agama dalam suatu komunitas yang beragam komposisinya. Jangan sampai kita malah membuat anggota grup lainnya merasa tidak nyaman atau higga berujung ke leave grup gara-gara terlampau seringnya kita post .

6.     Dalam sebuah komunitas biasanya terdapat ketentuan yang ditetapkan, maka saat bergabung di komunitas tertentu PR kita adalah ikuti aturan yang ada.

7.    Merujuk pada poin sebelumnya, Jangan posting iklan ataupun hal-hal yang di luar dari lini komunitas tersebut.

8.   Sekiranya sesekali tak mengapa berlelucon di grup. Pastinya selama tidak menyinggung pihak-pihak tertentu. Satu yang harus kita sadari di masa pandemi orang terkadang menjadi sensitif. Sebagai guru jangan berkata atau bersikap yang menusuk para orang tua siswa.

9.        Berselancarlah dengan baik serta santun berkomunikasi di dunia Maya.

10.       Hati-hati dengan nomor-nomor tak dikenal yang berseliweran menebar modus. Terutama Nomor 043.

11.        Terakhir, Waspadalah!

Pertemuan kali ini sangat interaktif. Bunda -my lovely darling nickname- menyampaikan materi dengan singkat dan padat. Sedangkan para peserta zoom mencurahkan berbagai pengalaman akan adanya penyusup dalam grup, modus penipuan yang ternyata tidak hanya mengahmpiri para ibu melainkan Bapak-bapak pun terkena ‘rayuan maut’ seperti ajakan berinvestasi, mengembangkan usaha dan lain sebagainya. Detail aktsi para ‘trouble maker itu antara laian, mengajak kenalan, bersikap sok kenal, mengirimkan pesan berisi iming-iming hadiah dalam berbagai bentuk, misalnya sejumlah uang yang kemudian kita diminta memberikan sederet angka pin atau password. Atau ada pula hadiah berupa barang tertentu hingga barang branded. Namun, pada akhirnya yang diberi hadiah ‘ditodong’ untuk membayar sejumlah uang pajak atas barang tersebut. Ini perlu kami tuliskan di sini agar kita bisa sama-sama menjadikannya sebagai pelajaran dan peringatan untuk berati-hati.

Selain itu, sharing dari teman-teman peserta dengan topik berbeda pun disampaikan. Di antaranya mengenai kesempatan memberikan arahan etika berliterasi di jejaring sosial kepada anak didik kita di madrasah/sekolah bisa dilakukan saat pertemuan tatap muka. Di mana pada beberapa menit dalam alokasi waktu belajar, kita sisipkan dengan arahan terkait literasi dunia digital.

Turut mewarnai pertemuan hari ini, Mr. Bams dalam menanggapi sharing pengalaman teman-teman mengenai akun email pribadi memberi tips sebagai berikut:

1.    Bersihkan jejak digital terutama di perangkat yang bukan milik kita. Biasakan untuk tidak save password akun kita di perangkat orang lain, di tempat umum,  bahkan di perangkat kita sendiri.

2.       Gunakan proteksi dan jaga email kita dengan baik.

3.      Penting bagi kita menguasai untuk merawat 'kesehatan' hp kita. Salah satu cara sederhana ialah dengan membersihkan ruang chat bila dirasa tidak perlu lagi.

4.    Agar mudah mencari sesuatu yang hendak kita baca ulang atau sesuatu yang menarik dan memang sengaja ingin disimpan, kita bisa membuat grup kecil yang minimal beranggotakan 2 orang. Kemudian keluarkan anggota lainnya (kecuali bila memang pembuatan grup disetujui bersama atau mereka berkenan untuk tetap berada dalam grup tersebut). Sehingga dalam grup tersebut meskipun tersisa diri kita sendiri, kita masih tetap bisa mengirimkan bahan di sana untuk kita baca kembali.

Pesan penting dari Bunda ialah jadilah netizen yang baik. Di samping itu Bunda meneguhkan bahwa semua yang kita temui sesungguhnya bisa dijelmakan dalam tulisan. Biarkan semuanya mengalir menemui takdirnya sehingga kita akan memperoleh segala sesuatu sesuai niat kita.

Di penghujung waktu, Pak Dail yang tampaknya sangat larut menyimak tiap sharing yang disampaikan teman-tema semua akhirnya mengajak semua participant zoom untuk bersama-sama menutup pertemuan  dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam.

Terima kasih, Bunda dan Pak Dail serta tema-teman semua๐Ÿ˜Š

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampai Ketemu Lagi

Sampai ketemu lagi. "Kak As, nanti saya telpon ya" Aku menjwabnya dengan senyuman. "Sampai ketemu lagi, kak" ia pu...