Bismillahirrahmaanirrahiym.
Allahumma shalli ‘ala Sayyidinaa
Muhammad wa alihi.
Alhamdulillah, Segala Puji Bagi Allah
yang senantiasa melindungi dan melimpahkan RahmatNya kepada kita hingga
akhirnya rabu sore ini (24/11/’21) kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD)
dapat kita langsungkan via WA sebagaimana jadwal yang telah ditentukan. Bunda
Ewi selaku moderator membuka pertemuan dengan suka cita meskipun agak terkendala
signal. Yang menjadi narasumbernya adalah Pak Deni Darmawan atau yang terkenal
dengan nama sapaan Uncle D. pertemuan kali ini mengusung tema
keterampilan digital untuk massa depan yang cerah.
“Ketrampilan digital seperti apakah yang
diperlukan agar Masa depan kita cerah? Bagaimana memperoleh dan
memanfaatkannya?” tulis Bunda Ewi dalam WA grup memantik Uncle D untuk
memaparkan materinya. Sehingga mengalirlah untaian ilmu dari Uncle D sebagaimana
kami ikat dalam tulisan berupa resume ini.
Kita sudah melewati berbagai era. Perubahan dari era ke era terjadi begitu
cepat. Mulai dari era Society 0.1 sampai tak terasa kini kita sudah memasuki
era society 5.0. Padahal serasa baru kemarin memasuki era society 4.0 atau revolusi industri 4.0. Hal ini
menegaskan bahwa kita harus siap untuk beradaptasi, bermigrasi dengan segala
perubahan yang terjadi. Sebab, kita tidak tahu ke depannya apakah nanti ada era
society 6.0, 0.7, 0.8 dan seterusnya. Wallahu’alam.
Setelah menunjukkan video yang mencengankan tentang bayi berkemampuan digital “born for the internet”, Uncle D pun menyebutkan bahwa ada sebuah film menarik yang menggambarkan era massa depan. Film besutan Steven Spielberg berjudul “Ready Player One” berlatar di dunia nyata dan realitas virtual pada era 2045. Film ini membawa kita ke keadaan antara dunia nyata dan dunia virtual. Ketika dunia nyata dan realitas virtual saling tumpang tindih.
Mengingat kata Bapak Pendidikan
Indonesia, Ki Hajar Dewantoro, “Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madyo Mangun Karso
Tut Wuri Handayani” yang berarti di depan memberi teladan, Di tengah membangun
kemauan, Di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah
kemandirian. Ialah Guru yang digugu dan ditiru. Serta berkaca dari vídeo dan film tersebut di atas, maka di kesempatan ini
kita bahas keterampilan di era society 4.0 atau revalousi industri 4.0. Sering juga
disebut Keterampilan 4.0. atau
keterampilan abad 21.
Sebagai pengajar dan pendidik, kita semestinya senantiasa menjadi teladan,
terus berkeinginan belajar dan terus memotivasi peserta didik kita. Sejalan dengan
itu, menjadi guru motivator literasi digital (GMLD) berarti kita harus
bertransformasi menjadi menjadi guru abad 21, yaitu menjadi guru yang multitasking.
Guru yang mempunyai keterampilan digital, melek teknologi. Meminjam istilah Bapak
Munif Chatib, guru harus bermigrasi agar bisa akrab dan menggunakan teknologi
untuk aktivitasnya. Pak Jokowi juga pernah menyatakan
bahwa langkah transformasi digital dalam menghadapi era ini salah satunya
mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) talenta digital.
Keterampilan sama dengan kemampuan atau
skill. Bisa dipelajari, digali, dilatih berproses dan dikembangkan melalui praktik
dan pengalaman untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cekatan secara konsisten. Sedangkan
keteampilan digital merupakan keterampilan dalam menggunakan teknologi digital salah
satunya dalam memanfaatkan smart phone yang kemudian juga terhubung internet,
mengeksplore aplikasi dan platform digital menggunakan gawai. So, yang dimaksud
keterampilan digital itu meliputi Keterampilan 4C yaitu:
1. Creativity dan Inovation
Kreatif dan inovasi harus dimiliki oleh
kita. Orang yang kreatif selalu thinking out of the box. Ia terus menggali ide,
mencari ide, dan membuat ide itu agar menjadi nothing to something. Ide mampu
diwujudkan dalam sebuah produk yang bermanfaat untuk orang banyak. Jika sudah
pada tahap ini maka sudah mampu melakukan “gebrakan” inovasi.
Semua dimulai
dari ide dan dibuktikan dalam bentuk nyata dengan melakukan terobosan berbagai
inovasi
2. Critical Thinking.
Cara berpikir kritis
dalam memanfaatkan media digital atau Kemampuan menerima informasi yang benar sehingga
kita tidak termakan hoaks yang berseliweran di dunia digital. Kita perlu melakukan
tabayun dengan mengajukan pertanyaan yang mengandung jurus para wartawan yaitu 5W
+ 1H terhadap berita ataupun informasi yang kita terima
3. Collaboration.
Kolaborasi merupakan
kemampuan bekerja sama dalam tim atau kelompok dalam melakukan berbagai tugas
dan Project sehingga setiap
anggota tim dapat mendobrak kreasi dan mengukir prestasi. Kemampuan ini
mendorong anggotanya untuk mempresentasikan
dan saling berkontribusi.
Satu contoh kolaborasi
yang terpampang di hadapan kita ialah kerjasama Om Jay dan kawan-kawan dalam
membuat program berbicara, menulis dan motivator guru literasi digital. Tanpa kolaborasi, sulit rasanya mewujudkan
program-program “super keren” itu. Sinergi dalam gerakan yang membangun,
sehingga akan muncul guru-guru penggerak dalam kolaborasi. Alhasil, dari
kelas-kelas menulis lahir penulis-penulis buku. Dari kelas-kelas itu juga
mendobrak SDM talenta digital guru. Awesome..!
4. Communication
Keterampilan untuk
menyatakan ide dan karya menggunakan teknologi informasi komunikasi pada platform
tertentu seperti youtube, WhatsApp dkk.
“Setelah guru mengikuti kegiatan GMLD, guru
bisa meningkatkan performanya, sehingga tidak ada lagi guru yang dapat gaji
pas-pasan. Tapi dengan memanfaatkan platform digital, guru bisa mendapat point,
koin, pujian dan cuan”. Ungkap Om Jay dalam salah satu zoom webinarnya.
Banyak sisi menarik dari dunia digital yang bisa kita manfaatkan. Contoh
yang diberikan Uncle D ialah seorang Fiki Naki, anak kampung penyuka bahasa itu
mampu memanfaatkan platform digital untuk belajar berbagai bahasa. Ia pun berselancar
sambil mempraktekkan bahasa yang telah dipelajarinya menggunakan OME.TV sambil
direkam untuk kemudian di upload ke youtube, ia mendapat poin, koin, pujian dan
cuan. Begitu juga dengan mahasiswi Uncle D di Unpam yang bernama Bella Claudina
alias Claudinab. Bermula dari suka membaca novel di watpadd, Bella menulis
novel dengan menggunakan noted di hape. Di luar dugaan, novelnya dibaca hingga
2.5 juta dan dilirik oleh Gramedia hingga diluncurkan di Gramedia Menteng
JakPus.
Selain itu, contoh lainnya ialah video konten
kreatif https://www.youtube.com/watch?v=oZntTNRbEuw
yang dibuat oleh mahasiswa dalam membumikan nilai-nilai pancasila. Diharapkan,
hasil konten kreatif kolaborasi ini mampu membuka kesadaran generasi milenial Y
dan Z agar bisa memahami dan menyerap nilai-nilai pancasila.
Na.. Saat ini pun dapat kita lihat para
guru di kelas menulis yang dipelopori oleh Om Jay memanfaatkan blog untuk
menulis resume. Seperti diriku saat ini. Alhasil, banyak guru yang pandai menulis dan menerbitkan berbagai buku. Semoga
demikian pu aku, aamiin.😊
Berbagai pertanyaan menarik pun muncul pada sesi tanya jawab,
diantaranya:
Q: Kemampuan
digital untuk masa depan yg cerah tapi mengapa saya justru khawatir kalau
generasi mendatang tanpa mengenal lingkungan, sosial, dan yg lebih parah ajaran
agama masing-masing karena sibuk dengan dunia digital. Bagaimana supaya
kekhawatiran saya tidak akan terjadi dan bagaimana cara menghilangkan
kekhawatiran ini?
A: Teknologi
tidak bisa kita hindari karena begitu cepat perkembangannya. Hal ini juga yg
mengkahwatirkan kita sebagai orang tua. Dibutuhkan peran orang tua dan
koloborasi madrasah/sekolah dan masyarakat. Bahwa, anak juga perlu pendampingan
agar bisa diarahkan untuk mengenal lingkungannya. Ajaklah sesekali mereka keluar
mengenal alam dengan camping dsb. Orang
tua menjadi teladan, jadi harus bijak dan cerdas juga dalam menggunakan gawai.
Sebab, ortu adalah cerminan bagi anak-anak mareka. Ajaklah shalat berjamaah,
mengaji bersama sehingga quality time bagi keluarga.
Q: Terkadang
kita sudah terkekang oleh zona yang nyaman sehingga merasa enggan untuk
mengasah kemampuan literasi kita. Yang mau saya tanyakan disini adalah
bagaimana memaksimalkan apa yg kita miliki dalam mengembangkan keterampilan
digital?
A: Allah menciptakan kita tidak sia-sia. Teruslah
mengasah keterampilan. Ketika Om Jay membuka kelas bicara, menulis dan
motivator digital, maka coba kita praktikan pelan-pelan. Kadang, batu akik itu jika
tidak di gosok tidak akan menjadi batu yang mahal, analoginya. Pada dasarnya
manusia diberikan potensi, jika kita asah, maka akan menjadi ketrampilan. Ayo, beranilah
memulai dan tetap Semangat.
Kita para guru sepatutnya memiliki segudang ilmu. Yuk tingakatkan
keterampilan kita serta manfaatkan berbagai platform di dunia digital dengan
membuat konten kreatif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan, Resep 4C
adalah bergabung dengan TIM OM JAY untuk kemudian ditularkan ke rekan, peserta
didik dan juga masyarakat di sekitar kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar