Rabu, 15 Desember 2021

Keterampilan Digital Untuk Masa Depan Yang Cerah


Bismillahirrahmaanirrahiym.

Allahumma shalli ‘ala Sayyidinaa Muhammad wa alihi.

Alhamdulillah, Segala Puji Bagi Allah yang senantiasa melindungi dan melimpahkan RahmatNya kepada kita hingga akhirnya rabu sore ini (24/11/’21) kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) dapat kita langsungkan via WA sebagaimana jadwal yang telah ditentukan. Bunda Ewi selaku moderator membuka pertemuan dengan suka cita meskipun agak terkendala signal. Yang menjadi narasumbernya adalah Pak Deni Darmawan atau yang terkenal dengan nama sapaan Uncle D. pertemuan kali ini mengusung tema keterampilan digital untuk massa depan yang cerah.

“Ketrampilan digital seperti apakah yang diperlukan agar Masa depan kita cerah? Bagaimana memperoleh dan memanfaatkannya?” tulis Bunda Ewi dalam WA grup memantik Uncle D untuk memaparkan materinya. Sehingga mengalirlah untaian ilmu dari Uncle D sebagaimana kami ikat dalam tulisan berupa resume ini.

Kita sudah melewati berbagai era. Perubahan dari era ke era terjadi begitu cepat. Mulai dari era Society 0.1 sampai tak terasa kini kita sudah memasuki era society 5.0. Padahal serasa baru kemarin memasuki era society  4.0 atau revolusi industri 4.0. Hal ini menegaskan bahwa kita harus siap untuk beradaptasi, bermigrasi dengan segala perubahan yang terjadi. Sebab, kita tidak tahu ke depannya apakah nanti ada era society 6.0, 0.7, 0.8 dan seterusnya. Wallahu’alam.

Setelah menunjukkan video yang mencengankan tentang bayi berkemampuan digital “born for the internet”, Uncle D pun menyebutkan bahwa ada sebuah film menarik yang menggambarkan era massa depan. Film besutan Steven Spielberg berjudul “Ready Player One” berlatar di dunia nyata dan realitas virtual pada era 2045. Film ini membawa kita ke keadaan antara dunia nyata dan dunia virtual. Ketika dunia nyata dan realitas virtual saling tumpang tindih.


Mengingat kata Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantoro, “Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani” yang berarti di depan memberi teladan, Di tengah membangun kemauan, Di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke arah kemandirian. Ialah Guru yang digugu dan ditiru. Serta berkaca dari vídeo dan film tersebut di atas, maka di kesempatan ini kita bahas keterampilan di era society 4.0 atau revalousi industri 4.0. Sering juga disebut Keterampilan 4.0. atau  keterampilan abad 21.

Sebagai pengajar dan pendidik, kita semestinya senantiasa menjadi teladan, terus berkeinginan belajar dan terus memotivasi peserta didik kita. Sejalan dengan itu, menjadi guru motivator literasi digital (GMLD) berarti kita harus bertransformasi menjadi menjadi guru abad 21, yaitu menjadi guru yang multitasking. Guru yang mempunyai keterampilan digital, melek teknologi. Meminjam istilah Bapak Munif Chatib, guru harus bermigrasi agar bisa akrab dan menggunakan teknologi untuk aktivitasnya. Pak Jokowi juga pernah menyatakan bahwa langkah transformasi digital dalam menghadapi era ini salah satunya mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) talenta digital.

Keterampilan sama dengan kemampuan atau skill. Bisa dipelajari, digali, dilatih berproses dan dikembangkan melalui praktik dan pengalaman untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cekatan secara konsisten. Sedangkan keteampilan digital merupakan keterampilan dalam menggunakan teknologi digital salah satunya dalam memanfaatkan smart phone yang kemudian juga terhubung internet, mengeksplore aplikasi dan platform digital menggunakan gawai. So, yang dimaksud keterampilan digital itu meliputi Keterampilan 4C yaitu:

1.       Creativity dan Inovation

Kreatif dan inovasi harus dimiliki oleh kita. Orang yang kreatif selalu thinking out of the box. Ia terus menggali ide, mencari ide, dan membuat ide itu agar menjadi nothing to something. Ide mampu diwujudkan dalam sebuah produk yang bermanfaat untuk orang banyak. Jika sudah pada tahap ini maka sudah mampu melakukan “gebrakan” inovasi.

Semua dimulai dari ide dan dibuktikan dalam bentuk nyata dengan melakukan terobosan berbagai inovasi

2.        Critical Thinking.

Cara berpikir kritis dalam memanfaatkan media digital atau Kemampuan menerima informasi yang benar sehingga kita tidak termakan hoaks yang berseliweran di dunia digital. Kita perlu melakukan tabayun dengan mengajukan pertanyaan yang mengandung jurus para wartawan yaitu 5W + 1H terhadap berita ataupun informasi yang kita terima

3.        Collaboration.

Kolaborasi merupakan kemampuan bekerja sama dalam tim atau kelompok dalam melakukan berbagai tugas dan Project  sehingga setiap anggota tim dapat mendobrak kreasi dan mengukir prestasi. Kemampuan ini mendorong anggotanya untuk  mempresentasikan dan saling berkontribusi.

Satu contoh kolaborasi yang terpampang di hadapan kita ialah kerjasama Om Jay dan kawan-kawan dalam membuat program berbicara, menulis dan motivator guru literasi digital. Tanpa kolaborasi, sulit rasanya mewujudkan program-program “super keren” itu. Sinergi dalam gerakan yang membangun, sehingga akan muncul guru-guru penggerak dalam kolaborasi. Alhasil, dari kelas-kelas menulis lahir penulis-penulis buku. Dari kelas-kelas itu juga mendobrak SDM talenta digital guru.  Awesome..!

4.      Communication

Keterampilan untuk menyatakan ide dan karya menggunakan teknologi informasi komunikasi pada platform tertentu seperti youtube, WhatsApp dkk.

 “Setelah guru mengikuti kegiatan GMLD, guru bisa meningkatkan performanya, sehingga tidak ada lagi guru yang dapat gaji pas-pasan. Tapi dengan memanfaatkan platform digital, guru bisa mendapat point, koin, pujian dan cuan”. Ungkap Om Jay dalam salah satu zoom webinarnya.

Banyak sisi menarik dari dunia digital yang bisa kita manfaatkan. Contoh yang diberikan Uncle D ialah seorang Fiki Naki, anak kampung penyuka bahasa itu mampu memanfaatkan platform digital untuk belajar berbagai bahasa. Ia pun berselancar sambil mempraktekkan bahasa yang telah dipelajarinya menggunakan OME.TV sambil direkam untuk kemudian di upload ke youtube, ia mendapat poin, koin, pujian dan cuan. Begitu juga dengan mahasiswi Uncle D di Unpam yang bernama Bella Claudina alias Claudinab. Bermula dari suka membaca novel di watpadd, Bella menulis novel dengan menggunakan noted di hape. Di luar dugaan, novelnya dibaca hingga 2.5 juta dan dilirik oleh Gramedia hingga diluncurkan di Gramedia Menteng JakPus.

Selain itu, contoh lainnya ialah video konten kreatif https://www.youtube.com/watch?v=oZntTNRbEuw yang dibuat oleh mahasiswa dalam membumikan nilai-nilai pancasila. Diharapkan, hasil konten kreatif kolaborasi ini mampu membuka kesadaran generasi milenial Y dan Z agar bisa memahami dan menyerap nilai-nilai pancasila.

Na.. Saat ini pun dapat kita lihat para guru di kelas menulis yang dipelopori oleh Om Jay memanfaatkan blog untuk menulis resume. Seperti diriku saat ini. Alhasil, banyak guru yang pandai menulis dan menerbitkan berbagai buku. Semoga demikian pu aku, aamiin.😊

Berbagai pertanyaan menarik pun muncul pada sesi tanya jawab, diantaranya:

Q:   Kemampuan digital untuk masa depan yg cerah tapi mengapa saya justru khawatir kalau generasi mendatang tanpa mengenal lingkungan, sosial, dan yg lebih parah ajaran agama masing-masing karena sibuk dengan dunia digital. Bagaimana supaya kekhawatiran saya tidak akan terjadi dan bagaimana cara menghilangkan kekhawatiran ini?

A:  Teknologi tidak bisa kita hindari karena begitu cepat perkembangannya. Hal ini juga yg mengkahwatirkan kita sebagai orang tua. Dibutuhkan peran orang tua dan koloborasi madrasah/sekolah dan masyarakat. Bahwa, anak juga perlu pendampingan agar bisa diarahkan untuk mengenal lingkungannya. Ajaklah sesekali mereka keluar mengenal alam dengan camping dsb.   Orang tua menjadi teladan, jadi harus bijak dan cerdas juga dalam menggunakan gawai. Sebab, ortu adalah cerminan bagi anak-anak mareka. Ajaklah shalat berjamaah, mengaji bersama sehingga quality time bagi keluarga.

 

Q:   Terkadang kita sudah terkekang oleh zona yang nyaman sehingga merasa enggan untuk mengasah kemampuan literasi kita. Yang mau saya tanyakan disini adalah bagaimana memaksimalkan apa yg kita miliki dalam mengembangkan keterampilan digital?

A:     Allah menciptakan kita tidak sia-sia. Teruslah mengasah keterampilan. Ketika Om Jay membuka kelas bicara, menulis dan motivator digital, maka coba kita praktikan pelan-pelan. Kadang, batu akik itu jika tidak di gosok tidak akan menjadi batu yang mahal, analoginya. Pada dasarnya manusia diberikan potensi, jika kita asah, maka akan menjadi ketrampilan. Ayo, beranilah memulai dan tetap Semangat.

Kita para guru sepatutnya memiliki segudang ilmu. Yuk tingakatkan keterampilan kita serta manfaatkan berbagai platform di dunia digital dengan membuat konten kreatif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan, Resep 4C adalah bergabung dengan TIM OM JAY untuk kemudian ditularkan ke rekan, peserta didik dan juga masyarakat di sekitar kita.


Flyer di atas merupakan closing statement dari pertemuan sore ini. Terima kasih, Uncle D dan Bunda Ewi. Jazakumullah ahsan jaza’
😊


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampai Ketemu Lagi

Sampai ketemu lagi. "Kak As, nanti saya telpon ya" Aku menjwabnya dengan senyuman. "Sampai ketemu lagi, kak" ia pu...