Bismillahirrahmaanirrahiym.
Senin, 29 November 2021, Pak Dail
selaku moderator membuka pertemuan ke-13 kelas Guru Motivator Literasi Digital
(GMLD) dengan mengungkapkan sebuah harapan agar sang pemateri dan tim serta
segenap anggota grup GMLD selalu dianugerahi kesehatan dan kesuksesan. Selanjutnya
Pak Dail mengajak kami untuk lebih mengenal sosok pemateri kali ini yakni Bu
Aam Nurhasanah sang Kepala SMP Matlaul Hidayah Lebak, Banten melalui link blog https://aamnurhasanah12.blogspot.com/2021/01/intip-profilku-yuks.html.
Materi yang dibawakan Bu Aam bersama
Pak Dail sore ini ialah tiga hal ini sangat berkaitan satu sama lain yaitu Berbincang
dengan Hoax, Sosmed dan Dunia Digital. Penyampaian materi berjalan interaktif.
Pak Dail memulainya dengan memancing tanya pada bu Aam. “Apa itu hoax bu... kok
kita berbincang dengannya??”
Bu Aam pun memberi kesempatan pada
para peserta yang aktif saat itu untuk menjawab terlebih dahulu melalui kode menti
untuk mentimeter yang telah disiapkan oleh Bu Aam. Berikut Bu Aam pun
menyampaikan defenisi Hoaks merupakan berita bohong atau berita yang sesungguhnya
harus diverifikasi kebenarannya sebelum ‘ditelan’ apalagi di-share.
Seiring perkembangan zaman, medsos
dan dunia digital adalah makanan empuk untuk menyebarkan hoax. Sebagai contoh,
salah satunya ialah pesan WA bahwa kita mendapat hadiah berupa voucher dengan nominal
tertentu seperti berikut:
http://paketdatabelajar.site/?v=Subsid
KEMENDIKBUD
Program
kuota belajar pulsa 250rb dan kuota 75GB untuk dosen, guru, siswa, mahasiswa
selama pembelajaran jarak jauh periode desember!
Batas
akhir 2021-12-29
Atau
seperti link di bawah ini:
yang menyatakan
bahwa kita akan mendapat hadiah setelah melakukan beberapa langkah termasuk
memilih operator jarigan yang kita gunakan dan juga untuk menyebarkan link
tersebut kepada orang lain semisal 5 grup atau 20 orang lainnya hingga grafiknya
penuh 100%.
Langkah yang bisa kita
lakukan utuk menyikapi pesan tersebut antara lain:
😊 Langsung
dihapus. Tanpa memberi respon.
😊 Merespon
dengan membalas kepada pengirim pesan tersebut, sampaikan bahwa itu hoaks dan jangan
disebar.
Saat
ini kehidupan kita tentu tak lepas dari media sosial dan setiap kita bisa
menjadi pembuat berita. Banyak pula orang yang ahli menyalahgunakan medsos
untuk kepentingan yang tidak bertanggung jawab. Selain seperti dua contoh di
atas, Bu Aam sendiri pun pernah mendapat informasi hoaks. Dalam kasus yang dialaminya
via WA atau telegram tersebut modusnya si penipu menunggu respon kita untuk
menjawab OK. Selanjutnya orang itu akan meminta nomor PIN telegram kita atau 6
angka di pesan WA. Jika diberikan, sudah pasti akan disalahgunakan. Akun kita pun bisa
dibajak.
apa
trik agar kita tidak terjerat perangkat hoax di medsos Bund?? Pak
Dail kembali mengorek narasumber yang telah menulis puluhan antologi dan buku
solo tersebut.
“Intinya,
ayo gunakan medsos dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat. Akan lebih bijak
jika kita share ilmu yang bermanfaat” jawaban singkat padat Bu guru hebat yang gemar
merajut itu. Beliau juga menyarankan agar sebaiknya kita mengenali dan mencermati
terlebih dahulu pesan yang kita terima sebelum di-share agar tidak merugikan
orang lain.
Agar
tak terjebak dalam lingkaran hoaks dan terhindar dari predikat korban hoaks, tipsnya
ialah mari kita lebih bijak lagi dalam menyaring informasi. Dan, berikut ciri-ciri
hoaks yang bisa dikenali:
1.
Menciptakan
kecemasan, kebencian, permusuhan.
2.
Sumber
tidak jelas dan tidak ada yang bisa dimintai tanggung jawab atau klarifikasi.
3.
Pesan
sepihak, menyerang, dan tidak netral atau berat sebelah.
4.
Mencatut nama tokoh berpengaruh atau pakai nama mirip
media terkenal.
5.
Memanfaatkan fanatisme atas nama ideologi, agama,
suara rakyat.
6.
Judul
dan pengantarnya provokatif dan tidak cocok dengan isinya.
7.
Memberi
penjulukan.
8.
Minta
supaya di-share atau diviralkan.
9.
Menggunakan
argumen dan data yang sangat teknis supaya terlihat ilmiah dan dipercaya.
10. Artikel yang ditulis biasanya
menyembunyikan fakta dan data serta memelintir pernyataan narasumbernya.
11.
Berita ini biasanya ditulis oleh media abal-abal.
Sehingga
bila kita menerima berita hoax dari orang yang belum kita kenal, kita pun bisa
melaporkannya ke kominfo. Dan dalam sesi tanya jawab Bu Aam pun memaparkan
jawabannya dengan lugas, di antaranya sebagai berikut:
- Bila kita sudah memberi tahu pada penyebar bahwa informasi yang
disampaikannya adalah hoaks, tetapi orang tersebut masih dibela dan
menyatakan bahwa beritanya benar, kita bisa buktikan dengan mengecek
kebenarannya terlebih dahulu. Kemudian tunjukkan bukti dan klarifikasi apakah
itu hoaks atau tidak.
- Menyikapi adanya hoaks dalam grup dapat kita lakukan adalah memberi
tahu bahwa itu hoaks dan jangan diteruskan ke orang lain. Takutnya, orang
yang menerima pesan karena ketidak tahuannya kita wajib saling mengingatkan.
Sementara jika
orangnya tidak dikenal dan mencurigakan, sebagai admin biasanya langsung
saya keluarkan. Namun, bila kita anggota, bisa dilaporkan ke admin grup.
- Kita perlu mengamankan akun secara periodik dengan verifikasi 2
langkah dalam menu pengaturan akun.
- Kalau dulu terkenal dengan jargon mulutmu harimaumu, maka saat ini menjadi
jarimu harimaumu. Kalau kita tidak inngin diterkam harimau, jagalah
jari-jari kita dari mengunggah hoaks ataupun segala bentuk informasi dan
berita palsu di media sosial atau di dunia digital.
- Jadikan diri kita lebih cakap dan cerdas di era digital dan bagikan
ilmu yang memotivasi, menebar energi positif, dan menginspirasi.
Rupanya
selain pertanyaan seputar materi, pertemuan sore ini menjadi kian istimewa
karena pertanyaan dari kawan kita, Wulan dari grup GMLD 2. “Bagaimana trik
sukses bu Aam memiliki puluhan buku solo
dan antologi di sela-sela kesibukan beliau, bisa beri kami tips tips nya bu
agar bisa sukses seperti prestasi yang diraih narasumber kita bu Aam. Terimakasih.”
“Tipsnya
cuma satu. Belajar menulis setiap hari. Satu tahun yang lalu, saya belum menjadi
penulis. Karena saya melatihnya setiap hari seperti judul buku Omjay,
Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi, akhirnya buku saya bisa
sampai 37 buku. Coba menulis hal-hal yang sederhana. Semudah kita update status
di medsos dan gabung kelas menulis Omjay. Saya sudah membuktikan keajaiban
menulis setiap hari lewat blog, bisa jadi brankas ide tulisan.” Demikian jawaban
dari narasumber yang gemar merajut itu.
Na,
di penghujung kuliah online via WA ini, Bu Aam bersama Pak Dail mengingatkan
kita semua akan bunyi surat QS. Al
Hujarat ayat 6 yang artinya:
"Wahai orang-orang yang
beriman, jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka
telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena
kebodohan(kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."
Ayat tersebut sangat tepat untuk menjadi
reminder kita. Dan akhirnya Bu Aam memberi satu kalimat sebagai pernyataan
penutup dari beliau “Untuk peserta teruslah menjadi guru yang memotivasi dan
menginspirasi.”
Tak kalah penting dari itu semua,
Pak Dail pun menutup acara sore ini dengan mengucapkan kalimat yang menyejukkan
“selamat berbuka puasa bagi yang shaum senin, dan selamat menunaikan sholat
magrib untuk yang muslim.”
Terakhir beliau melanjutkan
kalimatnya, “selamat malam untuk kita semua, moga selalu sehat dan diberkahi. Aamiin”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar