Rabu, 15 Desember 2021

Berbincang dengan Hoaks, Media Sosial dan Dunia Digital

 Bismillahirrahmaanirrahiym.



Senin, 29 November 2021, Pak Dail selaku moderator membuka pertemuan ke-13 kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) dengan mengungkapkan sebuah harapan agar sang pemateri dan tim serta segenap anggota grup GMLD selalu dianugerahi kesehatan dan kesuksesan. Selanjutnya Pak Dail mengajak kami untuk lebih mengenal sosok pemateri kali ini yakni Bu Aam Nurhasanah sang Kepala SMP Matlaul Hidayah Lebak, Banten melalui link blog https://aamnurhasanah12.blogspot.com/2021/01/intip-profilku-yuks.html.

Materi yang dibawakan Bu Aam bersama Pak Dail sore ini ialah tiga hal ini sangat berkaitan satu sama lain yaitu Berbincang dengan Hoax, Sosmed dan Dunia Digital. Penyampaian materi berjalan interaktif. Pak Dail memulainya dengan memancing tanya pada bu Aam. “Apa itu hoax bu... kok kita berbincang dengannya??”

Bu Aam pun memberi kesempatan pada para peserta yang aktif saat itu untuk menjawab terlebih dahulu melalui kode menti untuk mentimeter yang telah disiapkan oleh Bu Aam. Berikut Bu Aam pun menyampaikan defenisi Hoaks merupakan berita bohong atau berita yang sesungguhnya harus diverifikasi kebenarannya sebelum ‘ditelan’ apalagi di-share.

Seiring perkembangan zaman, medsos dan dunia digital adalah makanan empuk untuk menyebarkan hoax. Sebagai contoh, salah satunya ialah pesan WA bahwa kita mendapat hadiah berupa voucher dengan nominal tertentu seperti berikut:

http://paketdatabelajar.site/?v=Subsid

KEMENDIKBUD

Program kuota belajar pulsa 250rb dan kuota 75GB untuk dosen, guru, siswa, mahasiswa selama pembelajaran jarak jauh periode desember!

Batas akhir 2021-12-29

Atau seperti link di bawah ini:

yang menyatakan bahwa kita akan mendapat hadiah setelah melakukan beberapa langkah termasuk memilih operator jarigan yang kita gunakan dan juga untuk menyebarkan link tersebut kepada orang lain semisal 5 grup atau 20 orang lainnya hingga grafiknya penuh 100%.

Langkah yang bisa kita lakukan utuk menyikapi pesan tersebut antara lain:

😊  Langsung dihapus. Tanpa memberi respon.

😊  Merespon dengan membalas kepada pengirim pesan tersebut, sampaikan bahwa itu hoaks dan jangan disebar.

 

Saat ini kehidupan kita tentu tak lepas dari media sosial dan setiap kita bisa menjadi pembuat berita. Banyak pula orang yang ahli menyalahgunakan medsos untuk kepentingan yang tidak bertanggung jawab. Selain seperti dua contoh di atas, Bu Aam sendiri pun pernah mendapat informasi hoaks. Dalam kasus yang dialaminya via WA atau telegram tersebut modusnya si penipu menunggu respon kita untuk menjawab OK. Selanjutnya orang itu akan meminta nomor PIN telegram kita atau 6 angka di pesan WA. Jika diberikan, sudah pasti  akan disalahgunakan. Akun kita pun bisa dibajak.

apa trik agar kita tidak terjerat perangkat hoax di medsos Bund?? Pak Dail kembali mengorek narasumber yang telah menulis puluhan antologi dan buku solo tersebut.

“Intinya, ayo gunakan medsos dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat. Akan lebih bijak jika kita share ilmu yang bermanfaat” jawaban singkat padat Bu guru hebat yang gemar merajut itu. Beliau juga menyarankan agar sebaiknya kita mengenali dan mencermati terlebih dahulu pesan yang kita terima sebelum di-share agar tidak merugikan orang lain.

Agar tak terjebak dalam lingkaran hoaks dan terhindar dari predikat korban hoaks, tipsnya ialah mari kita lebih bijak lagi dalam menyaring informasi. Dan, berikut ciri-ciri hoaks yang bisa dikenali:

1.      Menciptakan kecemasan, kebencian, permusuhan.

2.     Sumber tidak jelas dan tidak ada yang bisa dimintai tanggung jawab atau klarifikasi.

3.     Pesan sepihak, menyerang, dan tidak netral atau berat sebelah.

4.     Mencatut nama tokoh berpengaruh atau pakai nama mirip media terkenal.

5.     Memanfaatkan fanatisme atas nama ideologi, agama, suara rakyat.

6.     Judul dan pengantarnya provokatif dan tidak cocok dengan isinya.

7.     Memberi penjulukan.

8.     Minta supaya di-share atau diviralkan.

9.     Menggunakan argumen dan data yang sangat teknis supaya terlihat ilmiah dan dipercaya.

10.  Artikel yang ditulis biasanya menyembunyikan fakta dan data serta memelintir pernyataan narasumbernya.

11.   Berita ini biasanya ditulis oleh media abal-abal.

 

Sehingga bila kita menerima berita hoax dari orang yang belum kita kenal, kita pun bisa melaporkannya ke kominfo. Dan dalam sesi tanya jawab Bu Aam pun memaparkan jawabannya dengan lugas, di antaranya sebagai berikut:

  1. Bila kita sudah memberi tahu pada penyebar bahwa informasi yang disampaikannya adalah hoaks, tetapi orang tersebut masih dibela dan menyatakan bahwa beritanya benar, kita bisa buktikan dengan mengecek kebenarannya terlebih dahulu. Kemudian tunjukkan bukti dan klarifikasi apakah itu hoaks atau tidak.
  2. Menyikapi adanya hoaks dalam grup dapat kita lakukan adalah memberi tahu bahwa itu hoaks dan jangan diteruskan ke orang lain. Takutnya, orang yang menerima pesan karena ketidak tahuannya kita wajib saling mengingatkan. Sementara jika orangnya tidak dikenal dan mencurigakan, sebagai admin biasanya langsung saya keluarkan. Namun, bila kita anggota, bisa dilaporkan ke admin grup.
  3. Kita perlu mengamankan akun secara periodik dengan verifikasi 2 langkah dalam menu pengaturan akun.
  4. Kalau dulu terkenal dengan jargon mulutmu harimaumu, maka saat ini menjadi jarimu harimaumu. Kalau kita tidak inngin diterkam harimau, jagalah jari-jari kita dari mengunggah hoaks ataupun segala bentuk informasi dan berita palsu di media sosial atau di dunia digital.
  5. Jadikan diri kita lebih cakap dan cerdas di era digital dan bagikan ilmu yang memotivasi, menebar energi positif, dan menginspirasi.

Rupanya selain pertanyaan seputar materi, pertemuan sore ini menjadi kian istimewa karena pertanyaan dari kawan kita, Wulan dari grup GMLD 2. “Bagaimana trik sukses bu Aam  memiliki puluhan buku solo dan antologi di sela-sela kesibukan beliau, bisa beri kami tips tips nya bu agar bisa sukses seperti prestasi yang diraih narasumber kita bu Aam. Terimakasih.”

“Tipsnya cuma satu. Belajar menulis setiap hari. Satu tahun yang lalu, saya belum menjadi penulis. Karena saya melatihnya setiap hari seperti judul buku Omjay, Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi, akhirnya buku saya bisa sampai 37 buku. Coba menulis hal-hal yang sederhana. Semudah kita update status di medsos dan gabung kelas menulis Omjay. Saya sudah membuktikan keajaiban menulis setiap hari lewat blog, bisa jadi brankas ide tulisan.” Demikian jawaban dari narasumber yang gemar merajut itu.

Na, di penghujung kuliah online via WA ini, Bu Aam bersama Pak Dail mengingatkan kita semua akan bunyi surat QS. Al Hujarat ayat 6 yang artinya:

"Wahai orang-orang yang beriman, jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan(kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."

Ayat tersebut sangat tepat untuk menjadi reminder kita. Dan akhirnya Bu Aam memberi satu kalimat sebagai pernyataan penutup dari beliau “Untuk peserta teruslah menjadi guru yang memotivasi dan menginspirasi.”

Tak kalah penting dari itu semua, Pak Dail pun menutup acara sore ini dengan mengucapkan kalimat yang menyejukkan “selamat berbuka puasa bagi yang shaum senin, dan selamat menunaikan sholat magrib untuk yang muslim.”

Terakhir beliau melanjutkan kalimatnya, “selamat malam untuk kita semua, moga selalu sehat dan diberkahi. Aamiin”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampai Ketemu Lagi

Sampai ketemu lagi. "Kak As, nanti saya telpon ya" Aku menjwabnya dengan senyuman. "Sampai ketemu lagi, kak" ia pu...