Bismillahirrahmaanirrahiym,
Assalaamu
‘alaykum wa rahmatullah wa barakaatuh.
Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah yang Menggenggam kita dalam KuasaNya. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah atas Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alayhi wa
Alihi wa Salaam.
Sore ini, Senin (22/11/2021), kelas online Guru
Motivator Literasi Digital (GMLD) kembali dilaksanakan via WhatsApp sebagaimana
dijadwalkan. Narasumber dan moderator pada kesempatan kali ini sama-sama
merupakan alumnus kelas Belajar Menulis gelombang 19 atau yang biasa disingkat
BM-19.
Pembuka kegiatan dimulai dengan perkenalan diri
oleh Pak Muliadi selaku moderator. Berikutnya ruang dan waktu sepenuhnya disilakan
kepada sang narasumber.
“Perkenalkan, saya Ibu Rosminiyati, seorang ‘anak
muda’ yang berusia 51 tahun, guru SMK 2 Negeri Pangkalpinang, Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Saya adalah peserta Belajar Menulis PGRI asuhan Om
Jay gelombang 19 (12 Juli s.d. 17 September 2021) yang dengan penuh perjuangan
baru saja lulus dari kelas belajar ini (Oktober 2021). Terima kasih kepada
gurunda Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. atau Om Jay atas kesempatan yang diberikan
kepada saya untuk belajar berbagi di kelas yang istimewa ini.” Tulis Bunda Ros
dalam pesan WA nya.
Selanjutnya Bunda Ros pun menggambarkan sejarah
keberadaannya dalam kelas GMLD dan dengan rendah hati mengawali penyampaian
materi sore ini sembari memantik semangat para peserta untuk dapat lulus ketika
mampu menerbitkan sebuah buku solo hasil dari secara berkala menulis resume di
kertas digital bernama blog.
Beliau juga menunjukkan buku karya beliau yang
berjudul “jendela literasi, kumpulan artikel dunia menulis dan menerbitkan buku”
yang mana dengan paparan tersebut beliau sedang menyampaikan dasar materi kelas
GMLD sore ini yang bertema “Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital”.
Menyebut
tema tersebut, rupanya Bunda Ros ingin mengurai 2 kata kunci untuk dibahas pada
kesempatan ini. Sebab, menurut beliau kata-kata yang lainnya telah dibahas di
kesempatan terdahulu oleh para narasumber sebelumnya. Dua kata dimaksud beserta
artinya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V online, yaitu:
1. π Berani, “mempunyai hati yang mantap
dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan
sebagainya; tidak takut (gentar, kecut)”.
2. π Perubahan adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran.
Tentunya yang menjadi fokus kita adalah
perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Lalu, Mengapa perlu melakukan
perubahan di dunia digital? Jawabannya ialah karena beberapa hal berikut ini:
1. ❤ Kebutuhan. Perubahan dan perkembangan teknologi termasuk
pada bidang pendidikan. Sebagai guru kita juga harus mengikuti perubahan
tersebut. Sebab banyak hal
kini beralih ke aplikasi/program secara digital. Sebagai contoh, pengisian data
madiri Guru & Tenaga Kependidikan (GTK) ataupun data siswa, bahkan juga penginputan
nilai untuk e-raport siswa oleh masing-masing guru mata pelajaran serta wali
kelas kini menggunakan aplikasi Rapor Digital Madrasah (RDM). Selain itu,
derasnya laju informasi yang timbul akibat kemajuan teknologi menuntut guru
untuk melakukan perubahan agar kemudian tidak ‘berada di belakang’ alias
ditinggalkan oleh muri-murid kita.
2. ❤ Menyalurkan hobi.
3. ❤ Tambahan income
4. ❤ Berbagi.
Sedangkan hal-hal yang mempengaruhi perubahan di dunia digital
ialah antara lain:
1. ❤ Tekad atau semangat.
adanya keinginan yang kuat untuk melakukan
perubahan di dunia digital akan membuat kita berusaha belajar kapanpun, di mana
pun, dan dengan siapa pun.
2. ❤ Lingkungan.
Pengaruh
lingkungan terhadap perubahan kita di dunia digital sangat besar. Apabila kita
berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif bergelut dalam dunia
digital, maka tanpa disadari kita pun akan terbawa arus tersebut. Sebaliknya,
jika lingkungan kita termasuk golongan terbelakang, bisa dipastikan kita juga hanya
akan jalan di tempat.
3. ❤ Sarana/Prasarana.
Dunia digital terkait erat dengan
sarana/prasarana seperti gawai, laptop, PC, kuota data internet, jaringan,
listrik, dll. Tanpa fasilitas-fasilitas tersebut tentu saja kita tidak bisa
melakukan perubahan di dunia digital.
4. ❤ Kesempatan.
Kadang kita temukan keadaan
seseorang ingin melakukan perubahan di dunia digital. Namun, karena tidak ada
kesempatan, maka perubahan itu pun menjadi tertunda.
5. ❤ Dukungan.
Ada kalanya, untuk melakukan perubahan, kita
memerlukan dukungan orang-orang di sekitar kita dalam bentuk dukungan fisik,
mental, dan finansial. Hal ini penting, karena bagi orang-orang tertentu,
melakukan perubahan di bidang digital bukanlah hal sederhana.
Satu hal yang perlu kita sadari
ialah kita semua di sini adalah motivator, yang artinya orang (perangsang) yang
menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu;
pendorong; penggerak. (KBBI V online).
Karena pada dasarnya sebagai guru
kita berperan sebagai motivator bagi anak muda (murid-murid, anak-anak kita)
untuk berani melakukan perubahan di dunia digital. Untuk bisa menggerakkan
orang lain agar berubah, tentunya kita sudah harus menggerakkan diri kita
sendiri untuk berubah.
Mengapa demikian?
Karena kita adalah guru dan orang
tua yang menjadi model bagi murid-murid dan anak-anak kita. Dan, anak-anak
tidak akan bergerak jika kita hanya menyuruh atau mengajak tanpa adanya bukti
yang bisa mereka lihat atau tiru. Contoh dalam bentuk perbuatan lebih berarti daripada sekedar
berkata-kata.
Masalahnya
sekarang adalah apakah kita sendiri sudah berubah? atau tepatnya, Apakah kita
sendiri sudah berani melakukan perubahan?
Terkait perubahan, setiap kita tentu
berbeda. Perubahan untuk masing-masing kita disesuaikan dengan kondisi awal
yang kita punya. Beberapa bentuk
atau jenis perubahan di Dunia Digital, misalnya:
1. Tidak bisa -> bisa;
2. Tidak berani -> berani;
3. Sudah bisa -> banyak/terampil;
4. Banyak -> berkualitas;
5. Sendiri -> kolaborasi;
6. Sederhana/biasa ->
istimewa/unik/menarik;
7. Tidak berguna -> bermanfaat;
8. Untuk sendiri ->
berbagi/inspiratif/memotivasi;
9. Dan lain sebagainya.
Orang-orang hebat di ruang maya saat ini, awalnya
bermula dari bukan siapa-siapa. Karya-karya luar biasa yang mereka cetuskan
saat ini adalah buah dari perubahan yang mereka dapatkan dalam berproses
melakukan perubahan itu sendiri. Oleh karena itu, kita tidak perlu minder ataupun
takut untuk melakukan perubahan di dunia digital. Kita hanya perlu memulai dan
terus menapaki jalan menuju perubahan ke arah yang senantiasa lebih baik.
Tentu saja dalam menjalani proses perubahan, sabar
menjadi salah satu kunci rahasianya. Dan sudah sepatutnya kita berpijak pada
latar belakang pengetahuan dan pengalaman, serta “perangkat lunak” yang ada
pada diri kita masing-masing. Siapa yang lebih dahulu memulai berjalan pastilah
di depan daripada yang menyusulnya. Fokus dan kelajuan pun akan ikut menentukan
pergerakan kita dalam bermetamorfosa. Dan, hal-hal yang bisa kita
lakukan dalam gerakan perubahan antara lain:
1. ☺ Mengubah mindset (pola pikir).
Ubah pola pikir kita yang misalnya
selama ini menjadikan usia (tua) sebagai alasan untuk tidak berubah dan tidak
mau beradaptasi dengan keadaan. Misalnya guru, ada yang berdalih hampir pensiun,
sulit dan tidak mampu serta melabelkan diri guru jadul dan lain sebagainya yang
seolah betah dengan julukan itu. Bahkan waktu pun bisa dijadikan ‘kambing hitam’.
Padahal setiap kita memiliki 24 jam yang sama setiap harinya, bukan?
So, kita hanya harus mengatur waktu kita dengan
baik serta mengubah pola pikir kita menjadi.. saya bisa!
2. ☺ Meluruskan niat.
Niatkan perubahan yang kita lakukan
untuk kebaikan umat, khususnya anak-anak didik kita. Adalah lumrah bila
kemudian pada saat kita melakukan perubahan, banyak kendala yang menghadang.
Bukankah setiap kita akan
mendapatkan segala sesuatu sesuai niatnya? Jika niat kita untuk memberi kebermanfaatan
bagi banyak orang demi mengharapkan ridha Allah, maka teruslah melangkah akan
ada banyak jalan yang memudahkan urusan kita.
3. ☺ Berani keluar dari zona nyaman.
Betapa ini sebuah
tantangan. Banyak kesenangan yang harus ditukar dengan berbagai kesulitan yang
kita hadapi dalam gerakan perubahan diri.
Cara yang
paling ampuh adalah dengan memaksakan diri. Perbuatan baik dimulai dari
keterpakasaan, kemudian berubah menjadi kebiasaan, selanjutnya menjadi
kebutuhan. Apabila sudah sampai pada kebutuhan, jika kita tidak melakukannya,
kita akan merasa haus dan lapar.
Ah, poin
ini bukan hanya untukmu, tapi justru lebih pas untuk diriku sendiri.
4. ☺ Bergabung dalam komunitas.
Ruang lingkup yang sempit, membuat kita sulit
berkembang. Sedangkan Berada dalam komunitas, menjadikan kita semakin terbuka terhadap
perubahan. Amat banyak hal baru yang menginspirasi, memotivasi, dan menguatkan
kita untuk mengubah diri. Bahkan, kesempatan berkembang luar biasa terbuka
lebar.
“Metamorfosa besar-besaran terjadi
pada diri saya, yang diikuti oleh serentetan keindahan yang dipersembahkan oleh
Pemilik ilmu dan kehidupan melalui tangan para guru hebat di bawah naungan
PGRI.” Kalimat Bunda Ros ini cukup menjadi bukti bahwa berada dalam komunitas adalah
satu hal penting agar kita berani melakukan dan tetap terpacu menjalani perubahan.
5. ☺ Bangun kolaborasi.
Oleh sebab kita, manusia yang
sejatinya penuh keterbatasan, maka kita perlu berkolaborasi dengan yang
lainnya. Kolaborasi membuat kekuatan menjadi berlipat ganda dan kekurangan bisa
ditutupi dan saling mengisi sehingga terciptalah karya yang luar biasa.
Bunda Ros bahkan menunjukkan satu contoh
nyata hasil kolaborasi berupa sebuah video beliau berikut https://www.youtube.com/watch?v=6am-ohG0cbs.
6. ☺ Mulai.
Gerakan apapun takkan
mungkin terjadi tanpa memulainya. Jangan ditunda. Yuk, sekarang saatnya mulai melakukan
perubahan di dunia digital.
Selanjutnya, karena dunia digital
tak hanya seluas ukuran ponsel melainkan sangat luas bahkan tanpa batas wilayah
tertentu. Maka terkait jenis platform
digital, rahasianya adalah fokus pada apa yang kita sukai dan pahami. Sehingga dengan
bergulirnya waktu, kita bisa terus mengembangkan diri dengan belajar yang lainnya
juga. Dan bukan tidak mungkin kita bisa belajar dari para anak muda termasuk di
dalamnya anak-anak kita yang bahkan memang jauh lebih berkemampuan dalam urusan
platform digital.
Tugas kita ialah meluruskan mereka
dalam hal penggunaan media digital. Sebagian besar waktu yang mereka habiskan
untuk bermain game dengan gawai, kita alihkan ke kegiatan lain yang jauh lebih
bermanfaat diantaranya beberapa cara berikut ini:
1. π Kolaborasi
dengan sesama guru.
Kita berada dalam
komunitas yang luas dengan jumlah anak didik kita yang tentu jauh lebih banyak
daripada diri kita seorang. Maka kita perlu berkolaborasi dengan rekan-rekan
kita di madrasah/sekolah.
2. π Melakukan sosialisasi mengenai literasi digital.
Ini bisa kita lakukan saat pertemuan
tatap muka dengan anak didik kitadi kelas, pada saat upacara, atau di waktu
khusus.
3. π Memfasilitasi anak didik kita melakukan hal positif di dunia digital.
Salah satu
caranya adalah dengan membentuk komunitas di madrasah/sekolah seperti komunitas
bloger madrasah/sekolah, komunitas youtuber madrasah/sekolah dsb.
4. π Memotivasi.
Yang bis akita lakukan
adalah mengadakan perlombaan, memberikan apresiasi, memberikan hadiah dll.
Demikian penyampaian materi dari
Bunda Ros.
Poin-poin dalam materi kali ini
menjadi pengingat bahwa kita adalah kita yang tetap harus bersama sebagai satu
keluarga GMLD.
Terima kasih, Bunda Ros dan Pak Mul serta Om
Jay dan segenap tim GMLD. Barakallah fiykum, Semoga Allah membalas jerih payah gurunda
kita semua dengan balasan terbaik dari sisiNya. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar