Rabu, 15 Desember 2021

Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital

 


Bismillahirrahmaanirrahiym,

Assalaamu ‘alaykum wa rahmatullah wa barakaatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang Menggenggam kita dalam KuasaNya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alayhi wa Alihi wa Salaam.

Sore ini, Senin (22/11/2021), kelas online Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) kembali dilaksanakan via WhatsApp sebagaimana dijadwalkan. Narasumber dan moderator pada kesempatan kali ini sama-sama merupakan alumnus kelas Belajar Menulis gelombang 19 atau yang biasa disingkat BM-19.

Pembuka kegiatan dimulai dengan perkenalan diri oleh Pak Muliadi selaku moderator. Berikutnya ruang dan waktu sepenuhnya disilakan kepada sang narasumber.

“Perkenalkan, saya Ibu Rosminiyati, seorang ‘anak muda’ yang berusia 51 tahun, guru SMK 2 Negeri Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Saya adalah peserta Belajar Menulis PGRI asuhan Om Jay gelombang 19 (12 Juli s.d. 17 September 2021) yang dengan penuh perjuangan baru saja lulus dari kelas belajar ini (Oktober 2021). Terima kasih kepada gurunda Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. atau Om Jay atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk belajar berbagi di kelas yang istimewa ini.” Tulis Bunda Ros dalam pesan WA nya.

Selanjutnya Bunda Ros pun menggambarkan sejarah keberadaannya dalam kelas GMLD dan dengan rendah hati mengawali penyampaian materi sore ini sembari memantik semangat para peserta untuk dapat lulus ketika mampu menerbitkan sebuah buku solo hasil dari secara berkala menulis resume di kertas digital bernama blog.

Beliau juga menunjukkan buku karya beliau yang berjudul “jendela literasi, kumpulan artikel dunia menulis dan menerbitkan buku” yang mana dengan paparan tersebut beliau sedang menyampaikan dasar materi kelas GMLD sore ini yang bertema “Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital”.

Menyebut tema tersebut, rupanya Bunda Ros ingin mengurai 2 kata kunci untuk dibahas pada kesempatan ini. Sebab, menurut beliau kata-kata yang lainnya telah dibahas di kesempatan terdahulu oleh para narasumber sebelumnya. Dua kata dimaksud beserta artinya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V online, yaitu:

1.       πŸ‘‰ Berani, “mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi   bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut)”.

2.        πŸ‘‰ Perubahan adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran.

Tentunya yang menjadi fokus kita adalah perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Lalu, Mengapa perlu melakukan perubahan di dunia digital? Jawabannya ialah karena beberapa hal berikut ini:

1.     ❤  Kebutuhan. Perubahan dan perkembangan teknologi termasuk pada bidang pendidikan. Sebagai guru kita juga harus mengikuti perubahan tersebut. Sebab banyak hal kini beralih ke aplikasi/program secara digital. Sebagai contoh, pengisian data madiri Guru & Tenaga Kependidikan (GTK) ataupun data siswa, bahkan juga penginputan nilai untuk e-raport siswa oleh masing-masing guru mata pelajaran serta wali kelas kini menggunakan aplikasi Rapor Digital Madrasah (RDM). Selain itu, derasnya laju informasi yang timbul akibat kemajuan teknologi menuntut guru untuk melakukan perubahan agar kemudian tidak ‘berada di belakang’ alias ditinggalkan oleh muri-murid kita.

2.      ❤  Menyalurkan hobi.

3.       ❤  Tambahan income

4.      ❤  Berbagi.

 

Sedangkan hal-hal yang mempengaruhi perubahan di dunia digital ialah antara lain:

1.       ❤  Tekad atau semangat.

adanya keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di dunia digital akan membuat kita berusaha belajar kapanpun, di mana pun, dan dengan siapa pun.

2.       ❤  Lingkungan.

Pengaruh lingkungan terhadap perubahan kita di dunia digital sangat besar. Apabila kita berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif bergelut dalam dunia digital, maka tanpa disadari kita pun akan terbawa arus tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan kita termasuk golongan terbelakang, bisa dipastikan kita juga hanya akan jalan di tempat.

3.       ❤  Sarana/Prasarana.

Dunia digital terkait erat dengan sarana/prasarana seperti gawai, laptop, PC, kuota data internet, jaringan, listrik, dll. Tanpa fasilitas-fasilitas tersebut tentu saja kita tidak bisa melakukan perubahan di dunia digital.

4.       ❤  Kesempatan.

Kadang kita temukan keadaan seseorang ingin melakukan perubahan di dunia digital. Namun, karena tidak ada kesempatan, maka perubahan itu pun menjadi tertunda.

5.       ❤  Dukungan.

Ada kalanya, untuk melakukan perubahan, kita memerlukan dukungan orang-orang di sekitar kita dalam bentuk dukungan fisik, mental, dan finansial. Hal ini penting, karena bagi orang-orang tertentu, melakukan perubahan di bidang digital bukanlah hal sederhana.

Satu hal yang perlu kita sadari ialah kita semua di sini adalah motivator, yang artinya orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak. (KBBI V online).

Karena pada dasarnya sebagai guru kita berperan sebagai motivator bagi anak muda (murid-murid, anak-anak kita) untuk berani melakukan perubahan di dunia digital. Untuk bisa menggerakkan orang lain agar berubah, tentunya kita sudah harus menggerakkan diri kita sendiri untuk berubah.

Mengapa demikian?

Karena kita adalah guru dan orang tua yang menjadi model bagi murid-murid dan anak-anak kita. Dan, anak-anak tidak akan bergerak jika kita hanya menyuruh atau mengajak tanpa adanya bukti yang bisa mereka lihat atau tiru. Contoh dalam bentuk perbuatan lebih berarti daripada sekedar berkata-kata.

Masalahnya sekarang adalah apakah kita sendiri sudah berubah? atau tepatnya, Apakah kita sendiri sudah berani melakukan perubahan?

Terkait perubahan, setiap kita tentu berbeda. Perubahan untuk masing-masing kita disesuaikan dengan kondisi awal yang kita punya. Beberapa bentuk atau jenis perubahan di Dunia Digital, misalnya:

1.       Tidak bisa -> bisa;

2.       Tidak berani -> berani;

3.       Sudah bisa -> banyak/terampil;

4.       Banyak -> berkualitas;

5.       Sendiri -> kolaborasi;

6.       Sederhana/biasa -> istimewa/unik/menarik;

7.       Tidak berguna -> bermanfaat;

8.       Untuk sendiri -> berbagi/inspiratif/memotivasi;

9.       Dan lain sebagainya.

 

Orang-orang hebat di ruang maya saat ini, awalnya bermula dari bukan siapa-siapa. Karya-karya luar biasa yang mereka cetuskan saat ini adalah buah dari perubahan yang mereka dapatkan dalam berproses melakukan perubahan itu sendiri. Oleh karena itu, kita tidak perlu minder ataupun takut untuk melakukan perubahan di dunia digital. Kita hanya perlu memulai dan terus menapaki jalan menuju perubahan ke arah yang senantiasa lebih baik.

Tentu saja dalam menjalani proses perubahan, sabar menjadi salah satu kunci rahasianya. Dan sudah sepatutnya kita berpijak pada latar belakang pengetahuan dan pengalaman, serta “perangkat lunak” yang ada pada diri kita masing-masing. Siapa yang lebih dahulu memulai berjalan pastilah di depan daripada yang menyusulnya. Fokus dan kelajuan pun akan ikut menentukan pergerakan kita dalam bermetamorfosa. Dan, hal-hal yang bisa kita lakukan dalam gerakan perubahan antara lain:

1.       ☺ Mengubah mindset (pola pikir).

Ubah pola pikir kita yang misalnya selama ini menjadikan usia (tua) sebagai alasan untuk tidak berubah dan tidak mau beradaptasi dengan keadaan. Misalnya guru, ada yang berdalih hampir pensiun, sulit dan tidak mampu serta melabelkan diri guru jadul dan lain sebagainya yang seolah betah dengan julukan itu. Bahkan waktu pun bisa dijadikan ‘kambing hitam’. Padahal setiap kita memiliki 24 jam yang sama setiap harinya, bukan?

So, kita hanya harus mengatur waktu kita dengan baik serta mengubah pola pikir kita menjadi.. saya bisa!

2.       ☺ Meluruskan niat.

Niatkan perubahan yang kita lakukan untuk kebaikan umat, khususnya anak-anak didik kita. Adalah lumrah bila kemudian pada saat kita melakukan perubahan, banyak kendala yang menghadang.

Bukankah setiap kita akan mendapatkan segala sesuatu sesuai niatnya? Jika niat kita untuk memberi kebermanfaatan bagi banyak orang demi mengharapkan ridha Allah, maka teruslah melangkah akan ada banyak jalan yang memudahkan urusan kita.

 

3.        ☺  Berani keluar dari zona nyaman.

Betapa ini sebuah tantangan. Banyak kesenangan yang harus ditukar dengan berbagai kesulitan yang kita hadapi dalam gerakan perubahan diri.

Cara yang paling ampuh adalah dengan memaksakan diri. Perbuatan baik dimulai dari keterpakasaan, kemudian berubah menjadi kebiasaan, selanjutnya menjadi kebutuhan. Apabila sudah sampai pada kebutuhan, jika kita tidak melakukannya, kita akan merasa haus dan lapar.

Ah, poin ini bukan hanya untukmu, tapi justru lebih pas untuk diriku sendiri.

4.        ☺ Bergabung dalam komunitas.

Ruang lingkup yang sempit, membuat kita sulit berkembang. Sedangkan Berada dalam komunitas, menjadikan kita semakin terbuka terhadap perubahan. Amat banyak hal baru yang menginspirasi, memotivasi, dan menguatkan kita untuk mengubah diri. Bahkan, kesempatan berkembang luar biasa terbuka lebar.

“Metamorfosa besar-besaran terjadi pada diri saya, yang diikuti oleh serentetan keindahan yang dipersembahkan oleh Pemilik ilmu dan kehidupan melalui tangan para guru hebat di bawah naungan PGRI.” Kalimat Bunda Ros ini cukup menjadi bukti bahwa berada dalam komunitas adalah satu hal penting agar kita berani melakukan dan tetap terpacu menjalani perubahan.

5.        ☺ Bangun kolaborasi.

Oleh sebab kita, manusia yang sejatinya penuh keterbatasan, maka kita perlu berkolaborasi dengan yang lainnya. Kolaborasi membuat kekuatan menjadi berlipat ganda dan kekurangan bisa ditutupi dan saling mengisi sehingga terciptalah karya yang luar biasa.

Bunda Ros bahkan menunjukkan satu contoh nyata hasil kolaborasi berupa sebuah video beliau berikut https://www.youtube.com/watch?v=6am-ohG0cbs.

 

6.        ☺ Mulai.

Gerakan apapun takkan mungkin terjadi tanpa memulainya. Jangan ditunda. Yuk, sekarang saatnya mulai melakukan perubahan di dunia digital.

Selanjutnya, karena dunia digital tak hanya seluas ukuran ponsel melainkan sangat luas bahkan tanpa batas wilayah tertentu.  Maka terkait jenis platform digital, rahasianya adalah fokus pada apa yang kita sukai dan pahami. Sehingga dengan bergulirnya waktu, kita bisa terus mengembangkan diri dengan belajar yang lainnya juga. Dan bukan tidak mungkin kita bisa belajar dari para anak muda termasuk di dalamnya anak-anak kita yang bahkan memang jauh lebih berkemampuan dalam urusan platform digital.

Tugas kita ialah meluruskan mereka dalam hal penggunaan media digital. Sebagian besar waktu yang mereka habiskan untuk bermain game dengan gawai, kita alihkan ke kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat diantaranya beberapa cara berikut ini:

1.       πŸ’š Kolaborasi dengan sesama guru.

Kita berada dalam komunitas yang luas dengan jumlah anak didik kita yang tentu jauh lebih banyak daripada diri kita seorang. Maka kita perlu berkolaborasi dengan rekan-rekan kita di madrasah/sekolah.

2.       πŸ’š Melakukan sosialisasi mengenai literasi digital.

Ini bisa kita lakukan saat pertemuan tatap muka dengan anak didik kitadi kelas, pada saat upacara, atau di waktu khusus.

3.       πŸ’š Memfasilitasi anak didik kita melakukan hal positif di dunia digital.

Salah satu caranya adalah dengan membentuk komunitas di madrasah/sekolah seperti komunitas bloger madrasah/sekolah, komunitas youtuber madrasah/sekolah dsb.

4.       πŸ’š Memotivasi.

Yang bis akita lakukan adalah mengadakan perlombaan, memberikan apresiasi, memberikan hadiah dll.

Demikian penyampaian materi dari Bunda Ros.

Poin-poin dalam materi kali ini menjadi pengingat bahwa kita adalah kita yang tetap harus bersama sebagai satu keluarga GMLD.

Terima kasih, Bunda Ros dan Pak Mul serta Om Jay dan segenap tim GMLD. Barakallah fiykum, Semoga Allah membalas jerih payah gurunda kita semua dengan balasan terbaik dari sisiNya. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sampai Ketemu Lagi

Sampai ketemu lagi. "Kak As, nanti saya telpon ya" Aku menjwabnya dengan senyuman. "Sampai ketemu lagi, kak" ia pu...