Sabtu, 13 November 2021

Menjadi Pejuang Kebenaran di Tengah Gempuran Hoaks

 

Bismillah.. Dengan Nama Allah Yang sungguh Mahabaik kepadaku.

Jumat, 12 November 2021 merupakan hari ke-6 kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) dilangsungkan. Meskipun di beberapa wilayah Nusantara sedang turun hujan, dan mungkin sebagian lainnya hanya mendung seperti di tempatku sehingga tak pelak jaringan internet menjadi sedikit terganggu, kami tetap berusaha mengikuti zoom. Walau akhirnya aku hanya bisa off cam.


Pertemuan kali ini menjadi luar biasa karena yang menjadi pematerinya adalah sang Bilingual blogger atau yang akrab disapa Ms. Phia.
Beliau didampingi moderator yang ternyata berada di grup kami, GMLD 3 yaitu Pak Deni Dermawan. Hadir pula dalam zoom tersebut Ayahanda guru kita, Om Jay yang setia membersamai segenap peserta GMLD.

Benar-benar menjadi kelanjutan episode dari pertemuan sebelumya (10/11) mengenai Strategi Menangkal Hoaks, materi yang disampaiakan oleh Ms. Phia hari ini adalah Menjadi pejuang kebenaran di tengah gempuran hoaks.Topik Utama terkait materi tersebut diantaranya mengenai Hoax dan Fake News, Akibat dari Positive Mind, Tips untuk tetap Positif, dan Refleksi Diri.

Sebagaimana telah kita ketahui hoaks merupakan tipuan, informasi yang dibuat seolah-olah benar adanya. Namun, sesungguhnya tidak benar. Tujuan adanya hoaks adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan. Yang mana dalam keadaan kebingungan, masyarakat akan mengambil keputusan yang lemah, tidak meyakinkan, dan bahkan salah.

Sementara fake news adalah berita palsu. Yang bertujuan sebagai clickbait atau yang dalam Bahasa Indonesia kita sebut dengan umpan klik, sebuah judul yang menarik sehingga membuat seseorang penasaran lalu memilih membuka judul yang biasanya berupa link tersebut. Fake news bisa jadi sengaja atau juga tidak sengaja dibuat untuk meyakinkan pembaca dengan sudut pandang tertentu.

Kedua hal itu, hoaks dan fake news bisa dikatakan kembar tapi beda. Apa bedanya ya?

Perbedaannya ialah pada di mana letak informasi itu. Ketika sebuah informasi dimuat dalam berita resmi di sebuah media, itulah fake news. Sedangkan bila suatu informasi beredar begitu saja di media sosial atau dari mulut ke mulut, itu yang disebut hoaks. Kesamaannya, tentu hoaks dan fake news adalah informasi yang tidak benar.

O iya, baik hoax dan fake news juga sama-sama meresahkan!

Di tengah arus informasi yang terus melaju hilir mudik mengitari kita dari berbagai penjuru dunia digital saat ini, sudah semestinya kita membuat benteng agar hoaks dan fake news tidak serta merta dengan mudahnya merasuki kita.

Caranya?

Oleh Ms. Phia disampaikan bahwa hendaklah kita selalu berpikir positif. Sebab hal itu dapat berdampak pada Kesehatan jiwa dan raga serta mendatangkan kebahagiaan. Seperti halnya hukum III Newton yang menyatakan tentang seberapa besar gaya aksi yang kita berikan, maka sebesar itu pula reaksi, balasan yang akan tuai, “karena memberikan energi positif maka akan mendapatkan energi positif” demikian Ms. Phia menuliskan dalam slide materinya. Selain itu, berpikir posiitif juga akan membuat fokus kita terarah dan tidak mudah terpengaruh.



Berpikir positif pastinya tidak semudah kita mengucapkannya. Berikut beberapa tips untuk tetap positif, yaitu:

  1. Hadapi dengan senyuman

Hasil penelitian yang dilakukan Universitas Kansas menemukan bahwa tersenyum -bahkan meskipun senyuman yang tidak seutuhnya tulus, atau dibuat-dibuat, terpaksa dsb- berdampak mengurangi detak jantung dan tekanan darah saat seseorang mengalami stress.

  1. Berlatih reframing

Reframing berarti membingkai kembali pikiran kita. Artinya, kita kembali tanamkan pada diri kita dengan menumbuhkan rasa syukur dan katakan, misalnya: Beruntung kita bukan pribadi yang mudah terpancing. Beruntung….

  1. Bangun ketahanan diri.

Beberapa cara membangun ketahanan diri, diantaranya menjaga hubungan baik dengan keluarga dan teman, menyadari bahwa perubahan merupakan keniscayaan sekaligus bagian dari kehidupan, mulai saat ini beranilah melangkah dan lakukan hal-hal yang bermanfaat.

Dengan semangat yang seakan tidak pernah surut, Ms. Phia pun melempar peserta zoom dengan sebuah tanya. Singkat. Namun, menyentakkan diri.

“Berapa banyak postingan positif yang pernah anda bagikan?”

Tentu pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh masing-masing kita.

Terakhir, keseluruhan poin penting dalam materi  menjadi pejuang kebenaran di tengah gempuran hoaks hari ini adalah:

  1. Jangan mudah terpancing dalam merespon segala sesuatu baik di dunia nyata maupun di dunia digital.
  2. Jangan langsung “ditelan” apalagi dengan mudah menyebarkan informasi yang kita peroleh.
  3. Hindari menjawab telpon dari nomor tak dikenal.
  4. Bila sempat menerima telpon dari nomor tanpa nama dan rupanya si penelpon bukanlah orang mengenal kita, hati-hati terhadap permainan psikologis. Hendaknya kita tidak memberikan -clue- informasi tentang kita.
  5. Usahakan senantiasa membagi hanya postingan positif.
  6. Biasakan diri untuk tetap postif dengan selalu tersenyum -3 jari-😊

 

Terima kasih, Ms. Phia dan segenap tim GMLD.

 

Teman-teman, sudah pernah mempraktekkan senyum 3 jari yang Ms. Phia peragakan kemarin?

Yuk.. 1, 2, 3, Senyum. Hehe.. 😁


4 komentar:

  1. Bagus banget 👍. Terimakasih atas informasinya 🙏

    BalasHapus
  2. Terimakasih sudah beroeran aktif dalam materi ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maasya Allah, terima kasih juga Mz Phia sudah berkenan mampir :)

      Hapus

Sampai Ketemu Lagi

Sampai ketemu lagi. "Kak As, nanti saya telpon ya" Aku menjwabnya dengan senyuman. "Sampai ketemu lagi, kak" ia pu...