Rabu, 17 November 2021

Inklusivitas di Dunia Digital

Bismillahirrahmaanirrahiym.

Allahumma shalli ‘ala Sayyidinaa Muhammad wa alihi.

Segala Puji bagi Allah yang Mahaberkehendak. Sore hari ini kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) kembali dilaksanakan via WhatsApp sebagaimana mestinya. Namun, terjadi sedikit perubahan pada jadwal materi yang akan disampaikan. Sebagai solusi dari perbedaan waktu yang kita alami bersama dalam kelas GMLD ini, maka materi Inklusivitas di Dunia Digital yang semula dijadwalkan akan berlangsung via zoom pada pertemuan ke-9 digeser menjadi pertemuan ke-8 yang jatuh pada hari ini, Rabu, 17 November 2021.

Narasumber yang menyampaikan materi Inklusivitas di Dunia digital ini ialah Pak Muliadi, S.Pd, M.Pd, seorang guru Matematika di SMK Negeri 1 Tolitoli, Sulawesi Tengah. Beliau merupakan salah satu alumni sekaligus ketua kelas pada kelas Belajar Menulis gelombang 19 atau yang disingkat dengan BM-19. Di kesempatan sore ini beliau didampingi oleh Pak Dail Ma’ruf  selaku moderator yang rupanya tak lain adalah sang ketua pada kelas menulis, BM-20.

Pak Dail membuka pertemuan hari ini dengan sedikit membagi cerita mengenai kelas BM yang dilaluinya. Beliau menyebutkan kesamaan jadwal hari pelaksanaan kelas BM dan kelas GMLD serta yang sedikit membedakannya adalah selain via chat WA pada senin dan rabu, di kelas GMLD ada hiburannya. Pada jumat sore diadakan via zoom. Demikian ungkap Pak Dail.

Kesempatan selanjutnya, Pak Muliadi mengawali kelas GMLD ini dengan mengingatkan kita semua untuk selalu bersyukur kepada Allah sang Mahapemberi yang telah menganugerahkan berbagai nikmatNya kepada kita agar segala kebaikan hidup di dunia dan akhirat akan senantiasa Allah tambahkan bagi kita. Hal ini tak lain adalah janji Allah dalam Q.S Ibrahim ayat 7. Dan Allah tentu takkan menyalahi janjiNya.

Satu kata mewakili kesan pertama saya dan mungkin semua peserta GMLD terhadap pemateri yang satu ini ialah tawadhu, rendah hati. Beliau mengungkapkan bahwa pada prinsipnya saat ini kita sedang memainkan peran kita masing-masing yang telah dirancang oleh Yang Maha Kuasa, Allah SWT.

“Oleh sebab itu, izinkan saya memainkan peran saya sebagai narasumber yang akan menyampaikan sedikit pengetahuan dan pengalaman dari tema "Inklusivitas di dunia digital".  Semoga tema ini dapat menginspirasi kita semua untuk lebih bijak bersikap dan bertindak di tengah keberagaman dan keberbedaan yang cenderung semakin tajam ketika bergeser ke dunia digital” pungkas Pak Muliadi melaui salah satu chat WA yang ditulisnya. Beliau tetap teguh menyampaikan materi meski tengah terjadi gangguan jaringan internet di daerahnya.

Sementara itu, Pak Dail pun dengan apik memainkan perannya. Beliau membersamai Pak Muliadi secara interaktif. Sehingga kemudian keduanya mengalirkan pemahaman kepada segenap peserta kelas GMLD dimulai dari defenisi inklusivitas itu sendiri.

Inklusivitas berasal dari kata inklusi, kata ini diambil dari kata “inclusion” yang berarti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Lawan kata inklusi adalah eksklusif atau eksclusion, artinya menegasi atau mengeluarkan. Dengan demikian inklusivitas merujuk kepada sikap menerima atau mengajak kepada siapa pun tanpa melihat perbedaan dalam konteks sosial.

Sebagai sebuah sikap, inklusivitas senantiasa dikaitkan dengan sikap masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini, masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat digital.

Secara detail Pak Muliadi menuliskan bahwa masyarakat digital adalah masyarakat yang struktur sosialnya adalah jaringan dengan mikro elektronik berbasis informasi digital dan teknologi komunikasi. Castells menyebutnya sebagai masyarakat jejaring (network society), yaitu masyarakat yang terbentuk dari interaksi dan komunikasi melalui perangkat digital. Atau secara sederhana Pak Muliadi menyebutnya sebagai masyarakat yang aktif menggunakan media digital dalam berinteraksi, berkomonukasi, maupun membuat komunitas di dunia digital.


Masyarakat digital identik dengan kebiasaan interaksi dengan media baru melalui konsep metode baru dalam berkomunikasi di dunia digital dan memungkinkan orang-orang dari kelompok-kelompok kecil berkumpul secara online, berbagi, menjual, dan menukar barang serta informasi.

Beberapa alasan kita harus menjadi masyarakat digital yang inklusif ialah karena:

1.    Internet bukan lagi merupakan barang baru di negeri kita tercinta ini. Sehingga semestinya internet bisa dinikmati dengan mudah oleh setiap kita di seluruh penjuru negeri ini.

Oleh Pak Muliadi disampaikan pula bahwa dari data yang ada, tercatat Indonesia berada di urutan ke-4 sebagai pengguna smartphone terbesar di dunia, setelah China, India, dan Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara pengguna internet terbesar. Berdasarkan data internetworldstats, pada Maret 2021 pengguna internet Indonesia mencapai 212,35 juta jiwa. Sementara rata-rata waktu yang digunakan untuk mengakases internet adalah 8 jam 52 menit atau sekitar 75% dari waktu yang tersedia.

Wow!!  Hampir 3/4 waktu dihabiskan hanya untuk mengamati perangkat digital yang ada. Sebagian besar pengguna internet tersebut memanfaatkan media sosial untuk berinterkasi, berkomunikasi, atau sekedar mencari informasi bahkan bisa juga hiburan. Tercatat aplikasi yang paling banyak digunakan secara berturut-turut ialah youtube, whatsapp, instagram, facebook, lalu twitter.

2.    Dunia  digital  cenderung  mempertajam  perbedaan  dan  mempeluas  keragaman,  baik  dari  aspek  fisik maupun pandangan, sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan sosial, seperti perselisihan, perkelahian bahkan perpecahan hanya akibat penggunaan media sosial. Oleh karena itu, perlu disikapi dengan bijak.

Mulai saat ini, mari kita senantiasa bersikap benar dalam bermedia sosial.

3.  Keunikan sebagai sebuah keniscayaan, perlu mendapat perlakuan yang proporsional sesuai kondisi keunikannya. Sehingga saudara-saudara kita yang terbatas secara fisik pun dapat menikmati layanan dan kebutuhan sebagaimana layaknya anggota masyarakat digital lainnya.

4.    Hak  dalam  memperoleh  akses  layanan  dan  kebutuhan  di  dunia  digital  untuk  berbagai  keperluan seharusnya mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia. Setiap anggota masyarakat berhak mendapatkan layanan internet untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusianya.

 

Terdapat 3 hal penting dalam inklusivitas dunia digital, yakni:

1.       Keunikan fisik dan kemampuan

Sikap inklusif tidak hanya melihat perbedaan dan keragaman sebagai sesuatu yang unik, tetapi juga harus dapat memfasilitasi setiap keunikan sehingga setiap individu atau kelompok masyarakat tertentu dapat menikmati layanan dan memperoleh hak-haknya, termasuk dalam menikmati dan memanfaatkan media digital.

2.     Perbedaan dan keragaman


Masyarakat digital harus mampu bersimpati dan berempati terhadap berbagai keunikan akibat keterbatasan fisik atau mental yang diwujudkan dengan menyediakan instrument atau aplikasi yang ramah kepada penyandang disabilitas agar setiap orang dengan segala keterbatasannya dapat menikmati dan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengembangan diri. 

3.      Pemerataan akses internet hingga pelosok negeri.

Disamping itu, inklusivitas di dunia digital juga diwujudkan dengan memperluas akses penggunaan media digital kepada masyarakat, terutama pada wilayah tertentu. Dalam hal ini pemerintah berupaya menyediakan dan memperluas infrastruktur jaringan pada wilayah-wilayah belum terjangkau jaringan internet.

 

Selanjutnya pada sesi tanya jawab, Pak Muliadi dilempari banyak pertanyaan oleh peserta GMLD dari tiap kelompok grup WA, baik grup GMLD 1 hingga grup GMLD 6. Beliau kemudian memberikan jawaban yang lugas sehingga mudah dimengerti oleh peserta kelas GMLD. Di bawah ini beberapa poin jawaban Pak Muliadi terhadap pertanyaan-pertanyaan para peserta kelas GMLD yang saya pilih untuk dituliskan pada resume kali ini, diantaranya jawaban atas pertanyaan dari:

👉 M. Chaerudin (GMLD 3)

Cara menciptakan lingkungan inklusif (dalam hal sikap): sebagai pengguna internet di dunia digital, maka sikap keterbukaan terhadap perbedaan pandangan harus dapat wujudkan dalam bentuk misalnya tidak mudah terprovokasi, dan dapat menerima perbedaan sebagai sesuatu lumrah.

👉 Mugiarni (GMLD 1)

Perangkat khusus bagi penyandang disabilitas: menyediakan instrumen atau alat yang memudahkan para penyandang disabilitas sebagai salah satu bentuk perbedaan yang ada dalam lingkungan masyarakat digital  adalah dengan menyediakan perangkat yang ramah terhadap disabilitas. dan ternyata saat ini sudah ada produk gadget yang memiliki fitur pembaca wajah, termasuk smartphone dengan fitur yang sesuai dengan penyandang tuna netra. Kebetulan saya memiliki satu mahasiswa tuna netra yang menggunakan tersebut.

👉 Mega dari Bengkulu.

Bagaimana sikap kita dalam menerapkan inklusivitas dalam bermedia sosial:

Sikap inklusivitas dapat diwjudkan dengan sikap saling menghargai dan menghormati hak dan pendapat orang lain, kemudian dapat menerima dan menghargai perbedaan. Sepanjang hal tersebut tidak berkaitan dengan sikap menghina atau bully atau sejenisnya, sebaiknya kita hargai saja sebagai keragaman dalam berpikir. Mungkin, salah satu tindakan yang bijak perlu diblokir sepanjang hal tersebut tidak merugikan pihak lain.

👉 Frans Fernandez (GMLD 4)

Yang paling penting bagi penyandang disabilitas adalah tersedianya perangkat atau aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Yang paling sederhana misalnya kita bisa membuat blog bukan hanya dalam bentuk tulisan tetapi juga dalam bentuk suara sehingga para tunanetra dapat memanfaatkan blog kita.

👉 Made Suata dari Poso, Sulawesi Tengah.

Upaya untuk mengajak masyarakat menciptakan lingkungan inklusif. Sementara di masyarakat terdapat kecenderungan kelompok mayoritas memiliki egoisme yang tinggi terhadap kelompok minoritas: Merasa superior akibat jumlah atau kekuasaan sering menjadi pemicu terjadinya sikap anti iknlusif. Oleh sebab itu yang harus kita lakukan adalah terus memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat agar tidak memandang perbedaan sebagai sesuatu yang ekslusif. Hal ini dapat dilakukan dengan tidak melakukan perundungan fisik, perundungan verbal, agresi relasi, perundungan prasangka, perundungan siber, apalagi perundungan seksual. Prilaku seperti itu harus terus kita minimalisir agar tidak memicu timbulnya sikap-sikap yang anti sosial.

Beberapa poin tersebut tentu sekaligus sebagai penegasan dari inti materi yang disampaikan oleh Pak Muliadi bersama Pak Dail pada pertemuan via WA grup yang Insya Allah diberkahi Allah ini.

Kepada sang Narasumber juga moderatornya serta semua tim GMLD, semoga Allah tuliskan ini sebagai amal jariyah dan dilimpahkanNya segenap balasan kebaikan yang berlipat bagi Ibu/Bapak sekalian.

Terima kasih kami haturkan. 🙏😊

Selasa, 16 November 2021

Menyalurkan Hobi Di Platform Digital

 Bismillahirrahmaanirrahiym.

Alhamdulillah, kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) kini telah sampai pada pertemuan ke-7, senin, 15 November 2021. Materi menarik “Menyalurkan Hobi di Platform Digital” sore hari ini disampaikan oleh narasumber cantik kelahiran Tanjung Pinang, Bu Rita Wati, S.Kom dan dipandu oleh Bu Rosminiyati, sang moderator.

Mengawali penjabaran materinya, narasumber yang memiliki hobi membaca cerita sejak kecil itu mengajukan tanya pada segenap peserta GMLD. “apa hobi Bapak/Ibu?”

Dalam tiga menit berbagai jawaban pun disampaikan melalui tautan menti. Yang kemudian oleh Bu Rita kembali dibagikan jawaban para peserta dalam bentuk tampilan mentimeter.

“Jika hobi ini disalurkan melalui platform digital tentu akan sangat bermanfaat dan hasilnya di luar ekspektasi kita,”  papar Bu Rita dalam WA Grup. Beliau pun memberi contoh bahwa bagi yang memiliki hobi menulis, dapat menuangkan tulisannya pada blog. Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD), Kompasiana dan juga guru milenial adalah beberapa web blog yang dapat kita manfaatkan. Sementara yang hobinya di dunia musik ataupun bernyanyi dapat disalurkan melalui Youtube. Bagi yang gemar menulis qoutes bisa disalurkan melalui media sosial, dan seterusnya.Terdapat banyak ruang bagi kita untuk menyalurkan apapun hobi yang kita miliki. Tentu hobinya yang positif ya..

Bila hobi kita salurkan dengan tepat dalam media digital, hasilnya akan di luar dugaan, sebagai contoh para youtuber yang berpenghasilan fantastis. Apalagi sebagai guru, bila kita bisa membuat banyak konten materi pelajaran yang kita ampu tentu saja akan jauh lebih bermanfaat dan menjadi ladang amal bagi kita yaitu ilmu yang bermanfaat, Insya Allah.

Sekali lagi Bu Rita menyatakan bahwa hasilnya pun akan diluar ekspektasi kita. “saya mulai diundang menjadi  moderator nasional, narasumber nasional salah satunya  karena aktif membuat konten di blog dan youtube”. Bahkan narasumber berdarah minang yang kini menetap di Bali itu mengungkapkan bahwa tulisan di dalam blog dan tutorial di youtube tersebut juga bisa dijadikan buku.

Sugguh banyak manfaat jika hobi kita disalurkan ke dalam Paltform Digital. Beberapa manfaat dimaksud ialah:

  1. Dapat membangun personal branding.
  2. Bermanfaat untuk banyak orang
  3. Meninggalkan jejak digital
  4. Mulai dikenal dan diundang dalam berbagai seminar/workshop
  5. Mendapat income tambahan
  6. Tertantang untuk menjadi semakin kreatif.

Berikut beberapa pesan penting Bu Rita melalui jawaban-jawabannya dalam sesi tanya jawab, diantaranya:

  1. Mulailah menulis dari apa yang kita senangi.
  2. Banyak hal di sekitar kita dapat menjadi ide untuk kita menulis. Kadang tidak harus dengan membaca buku yang tebal, membaca status teman pun kita bisa mendapat ide menulis. So, agar mendapat ide menulis yang harus kita lakukan adalah banyak membaca buku, blog walking, hingga baca alam.
  3. Ketika muncul ide silahkan langsung dituangkan sampai selesai tanpa editing. Setelahnya barulah kita edit.
  4. Ketika kita memiliki lebih dari satu hobi, silahkan dipilih saja mana yang lebih kita sukai dan menjadi prioritas bagi kita. Agar kelak kita tidak merasa terbebani menjalaninya. Sebab, fokus akan membuahkan hasil yang maksimal.
  5. Kiat agar hobi kita terus bertambah dan berkembang adalah tetaplah berada dalam komunitas yang memiliki hobi yang sama.

"Nothing is imposible in this world what we look upon today tomorrow maybe acomplished fact” demikian sebuah kalimat penutup dari Bu Rita.

Naa.. teman-teman dan juga diriku sendiri, dengan bergabungnya kita di dalam group GMLD ini semoga hobi kita dapat tersalurkan dengan maksimal. 😊

Sabtu, 13 November 2021

Menjadi Pejuang Kebenaran di Tengah Gempuran Hoaks

 

Bismillah.. Dengan Nama Allah Yang sungguh Mahabaik kepadaku.

Jumat, 12 November 2021 merupakan hari ke-6 kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) dilangsungkan. Meskipun di beberapa wilayah Nusantara sedang turun hujan, dan mungkin sebagian lainnya hanya mendung seperti di tempatku sehingga tak pelak jaringan internet menjadi sedikit terganggu, kami tetap berusaha mengikuti zoom. Walau akhirnya aku hanya bisa off cam.


Pertemuan kali ini menjadi luar biasa karena yang menjadi pematerinya adalah sang Bilingual blogger atau yang akrab disapa Ms. Phia.
Beliau didampingi moderator yang ternyata berada di grup kami, GMLD 3 yaitu Pak Deni Dermawan. Hadir pula dalam zoom tersebut Ayahanda guru kita, Om Jay yang setia membersamai segenap peserta GMLD.

Benar-benar menjadi kelanjutan episode dari pertemuan sebelumya (10/11) mengenai Strategi Menangkal Hoaks, materi yang disampaiakan oleh Ms. Phia hari ini adalah Menjadi pejuang kebenaran di tengah gempuran hoaks.Topik Utama terkait materi tersebut diantaranya mengenai Hoax dan Fake News, Akibat dari Positive Mind, Tips untuk tetap Positif, dan Refleksi Diri.

Sebagaimana telah kita ketahui hoaks merupakan tipuan, informasi yang dibuat seolah-olah benar adanya. Namun, sesungguhnya tidak benar. Tujuan adanya hoaks adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan. Yang mana dalam keadaan kebingungan, masyarakat akan mengambil keputusan yang lemah, tidak meyakinkan, dan bahkan salah.

Sementara fake news adalah berita palsu. Yang bertujuan sebagai clickbait atau yang dalam Bahasa Indonesia kita sebut dengan umpan klik, sebuah judul yang menarik sehingga membuat seseorang penasaran lalu memilih membuka judul yang biasanya berupa link tersebut. Fake news bisa jadi sengaja atau juga tidak sengaja dibuat untuk meyakinkan pembaca dengan sudut pandang tertentu.

Kedua hal itu, hoaks dan fake news bisa dikatakan kembar tapi beda. Apa bedanya ya?

Perbedaannya ialah pada di mana letak informasi itu. Ketika sebuah informasi dimuat dalam berita resmi di sebuah media, itulah fake news. Sedangkan bila suatu informasi beredar begitu saja di media sosial atau dari mulut ke mulut, itu yang disebut hoaks. Kesamaannya, tentu hoaks dan fake news adalah informasi yang tidak benar.

O iya, baik hoax dan fake news juga sama-sama meresahkan!

Di tengah arus informasi yang terus melaju hilir mudik mengitari kita dari berbagai penjuru dunia digital saat ini, sudah semestinya kita membuat benteng agar hoaks dan fake news tidak serta merta dengan mudahnya merasuki kita.

Caranya?

Oleh Ms. Phia disampaikan bahwa hendaklah kita selalu berpikir positif. Sebab hal itu dapat berdampak pada Kesehatan jiwa dan raga serta mendatangkan kebahagiaan. Seperti halnya hukum III Newton yang menyatakan tentang seberapa besar gaya aksi yang kita berikan, maka sebesar itu pula reaksi, balasan yang akan tuai, “karena memberikan energi positif maka akan mendapatkan energi positif” demikian Ms. Phia menuliskan dalam slide materinya. Selain itu, berpikir posiitif juga akan membuat fokus kita terarah dan tidak mudah terpengaruh.



Berpikir positif pastinya tidak semudah kita mengucapkannya. Berikut beberapa tips untuk tetap positif, yaitu:

  1. Hadapi dengan senyuman

Hasil penelitian yang dilakukan Universitas Kansas menemukan bahwa tersenyum -bahkan meskipun senyuman yang tidak seutuhnya tulus, atau dibuat-dibuat, terpaksa dsb- berdampak mengurangi detak jantung dan tekanan darah saat seseorang mengalami stress.

  1. Berlatih reframing

Reframing berarti membingkai kembali pikiran kita. Artinya, kita kembali tanamkan pada diri kita dengan menumbuhkan rasa syukur dan katakan, misalnya: Beruntung kita bukan pribadi yang mudah terpancing. Beruntung….

  1. Bangun ketahanan diri.

Beberapa cara membangun ketahanan diri, diantaranya menjaga hubungan baik dengan keluarga dan teman, menyadari bahwa perubahan merupakan keniscayaan sekaligus bagian dari kehidupan, mulai saat ini beranilah melangkah dan lakukan hal-hal yang bermanfaat.

Dengan semangat yang seakan tidak pernah surut, Ms. Phia pun melempar peserta zoom dengan sebuah tanya. Singkat. Namun, menyentakkan diri.

“Berapa banyak postingan positif yang pernah anda bagikan?”

Tentu pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh masing-masing kita.

Terakhir, keseluruhan poin penting dalam materi  menjadi pejuang kebenaran di tengah gempuran hoaks hari ini adalah:

  1. Jangan mudah terpancing dalam merespon segala sesuatu baik di dunia nyata maupun di dunia digital.
  2. Jangan langsung “ditelan” apalagi dengan mudah menyebarkan informasi yang kita peroleh.
  3. Hindari menjawab telpon dari nomor tak dikenal.
  4. Bila sempat menerima telpon dari nomor tanpa nama dan rupanya si penelpon bukanlah orang mengenal kita, hati-hati terhadap permainan psikologis. Hendaknya kita tidak memberikan -clue- informasi tentang kita.
  5. Usahakan senantiasa membagi hanya postingan positif.
  6. Biasakan diri untuk tetap postif dengan selalu tersenyum -3 jari-😊

 

Terima kasih, Ms. Phia dan segenap tim GMLD.

 

Teman-teman, sudah pernah mempraktekkan senyum 3 jari yang Ms. Phia peragakan kemarin?

Yuk.. 1, 2, 3, Senyum. Hehe.. 😁


Jumat, 12 November 2021

Strategi Menangkal Hoaks



Bismillahirrahmaanirrahiym, alladziy innahuu kaana biy hafiyyaa.

Heni Mulyati, M.Pd menjadi narasumber perempuan pertama sejak kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) dibuka pada akhir Oktober lalu. Rasanya lebih pas bila narasumber cantik pada pertemuan kali ini kusebut dengan Kak Heni. Beliau didampingi oleh Pak Muliadi selaku moderator yang kemudian juga dibantu oleh Pak Dail dan Bu Rosminiyati.

Kok begitu? Ya, karena selisih waktu yang mana Pak Muliadi berdomisili di Indonesia Timur dengan ketentuan waktu Indonesia Tengah (WITA) sedangkan Tim GMLD lainnya serta waktu pelaksanaan kelas GMLD telah dijadwalkan berlangsung selama 2 jam dalam Waktu Indonesia Barat (WIB).

Materi yang disampaikan oleh kak Heni via WA Grup ini merupakan suatu materi yang sangat penting untuk kita ketahui, yakni Strategi menangkal Hoaks. Pada awal pembukaannya, Pak Muliadi mengungkapkan sebuah harapan besar bahwa bertepatan dengan peringatan hari pahlawan pada Rabu, 10 November 2021 ini semoga kita semua menjadi guru-guru motivator yang mewarisi jiwa kepahlawanan para pejuang dan founding fathers kita. sehingga Insya Allah dengan bekal pengetahuan dan pengalaman serta latihan yang serius melalui kegiatan GMLD, kita dapat memenuhi tugas dan tanggung jawab sebagai garda terdepan dalam menyiapkan  generasi emas Indonesia di tahun 2045 di tengah tantangan era disrupsi 4.0.

Selanjutnya pada bagian penyampaian materi, Kak Heni membagikan banyak ilmu kepada para peserta grup GMLD. Dimulai dengan bernostalgia tentang perkembangan media informasi beberapa dasawarsa lalu. Di mana media informasi sebelumnya sebatas koran, radio dan televisi serta alat telekomunikasi berupa telepon dengan beragam rupa namun terbatas adanya hanya pada orang-orang berpunya ataupun adanya di warung telepon (wartel). Ditambah pula kisah surat yang lama berkelana hingga akhirnya tukang POS bertandang ke rumah kita.

Narasumber yang memiliki seabrek pengalaman sebagai pembicara handal dalam berbagai forum tersebut juga memaparkan bahwa semua keadaan itu kini berubah. Saluran TV apa pun kini ada di genggaman. Bahkan banyak orang yang menjelma menjadi miliarder karena memiliki channel you tube (atau ibaratnya bisa disebut juga saluran TV sendiri). Dapat dipahami bahwa saat ini setiap orang adalah pembuat, penyebar, dan pengguna informasi.

Perkembangan teknologi infomasi dan komunikasi tersebut tentu memberi kemudahan bagi kita. Namun, ada sisi lain yang perlu menjadi perhatian bersama, yaitu peredaran hoaks di masyarakat. Sebagai salah satu organisasi periksa fakta di Indonesia, Mafindo menemukan 2.298 hoaks selama tahun 2020. Sejumlah hoaks tersebut beredar melalui berbagai jejaring media sosial seperti terlihat pada diagram berikut.

Oleh karena itu penting bagi kita untuk memiliki kemampuan periksa fakta yang cukup agar kita bisa membedakan antara informasi yang benar dan hoaks. Jangan sampai kita terjebak dalam banjir informasi yang terjadi di sekeliling kita. Ada beberapa situasi yang perlu kita sadari terkait dengan banjir informasi, yaitu:

  1. Era Post Truth.

Istilah post-truth menggambarkan situasi Ketika hoaks memiliki pengaruh yang jauh lebih besar dibandingkan fakta yang sebenarnya.

  1. Matinya kepakaran.

Banyak informasi di media sosial yang dijadikan rujukan tanpa melihat kompetensi penulis informasi tersebut. Apalagi di tengah pandemi covid 19 seperti saat ini kita perlu mewaspadai matinya kepakaran. Sebab banyak bermunculan orang dengan latar belakang A namun memberikan pandangan tentang bidang lainnya. Atau bukan ahli kesehatan, namun merasa paling tahu bidang kesehatan.

  1. Filter bubble dan echo chamber

Filter bubble mengacu pada data ataupun history pengguna. Sementara echo chamber berdasarkan informasi antar pengguna. Kita berada di ruang digital yang membuat diri kita berada dalam lingkaran yang sama dan informasi yang masuk cenderung sama dan berulang. Dampaknya lingkaran kita terbatas pada orang-orang yang satu ide saja.

Sampai di sini... apa sih hoaks sebenarnya?

Hoaks berasal dari kata hocus yang berarti mengelabui atau menipu, dan hocus pocus yang berarti celoteh tanpa arti utntuk mengelabui. Sehingga hoaks dapat diartikan sebagai informasi yang sesungguhnya tidak benar, tapi dibuat seolah-olah benar. Di bawah ini beberapa contoh hoaks.



Lalu pertanyaannya, mengapa masih ada yang percaya hoaks? Beberapa alasannya ialah:

  1. Kemampuan literasi digital dan berpikir kritis yang belum merata
  2. Polarisasi masyarakat
  3. Belum cakap memilah informasi dan minimnya kemampuan periksa fakta

Di samping itu, ada banyak alasan seseorang menyebarkan hoaks. Di antaranya ialah ingin menjadi paling update, iseng, hingga motif ekonomi. Bahkan ada orang-orang yang membuat situs tertentu yang isinya provokatif. Yang mana ketika orang mengunjungi situs tersebut, maka pembuat situs akan mendapatkan keuntungan ekonomi (click bait). Sedangkan kita justru mendapat perpecahan dan lain sebagainya.

Dampak lain adanya hoaks ialah masyarakat akan semakin bingung membedakan informasi yang dapat dipercaya dan sebaliknya. Bahkan dapat pula terjadi terlambat penanganan medis hingga hilangnya nyawa karena informasi yang salah. Hm.. akibat percaya hoaks, nyawa melayang.

Mengingat betapa berbahayanya hoaks, Mafindo merekomendasikan untuk menggunakan rujukan media kredibel ataupun anggota dewan pers sebagai sumber informasi. Dan, menjadi penting bagi kita untuk mengetahui  ciri-ciri informasi hoaks, diantaranya sebagai berikut:

  1. Sumber informasi tidak jelas
  2. biasanya bangkitkan emosi
  3. kelihatan ilmiah namun salah
  4. isinya sembunyikan fakta dan
  5. minta diviralkan

Selanjutnya langkah tepat untuk menangkal hoaks adalah periksa fakta!. Kita perlu merasa skeptis atau curiga dulu atas informasi yang diterima, tidak langsug percaya ketika mendapat sebuah informasi meskipun hal tersebut dari orang yang kita kenal. Telusuri dan Periksa faktanya. Caranya?



Berikut ini cara cek hoaks menggunakan chatbot WhatsApp



Sebagai penutup, kak Heni membagikan rujukan bagi kita untuk belajar lebih lanjut mengenai literasi digital diantaranya: www.literasidigital.id atau juga www.tularnalar.id. “hendaklah Bijak gunakan media digital. Apa yang kita unggah akan tinggalkan jejak. Periksa faktanya dulu.” Demikian Kak Heni mengakhiri pertemuan di kelas GMLD hari itu.
😊

Kamis, 11 November 2021

Yuk Cegah Cyber Bullying

 


Alhamdulillah, segala Puji bagi Allah yang telah mengantarku pada sebuah program besar bernama GMLD ini. Pertemuan ke-4 kelas GMLD semula direncanakan akan diisi oleh Pak Munif Chatib. Namun, beliau berhalangan sehingga materi yuk cegah cyber bullying ini disampaikan oleh Om Jay dan dipandu oleh Bu Rosminiyati selaku moderatornya.

Apa sih cyber bullying? Mengapa kita perlu mengetahuinya? 

silahkan dibaca resume ini hingga selesai..

Di masa pandemi corona virus disease 19 (Covid-19) ini membuat banyak orang semakin akrab dengan internet. Sekolah, bekerja, berinteraksi dengan teman, semuanya dilakukan secara online. Selain itu, untuk menghilangkan rasa bosan atau juga ber-me time sebagian besar orang memilih bermain media sosial (medsos). Penggunaan medsos yang pada dasarnya untuk bersosialisasi dan berbagi beragam informasi kini kerap memicu berbagai aktivitas yang disertai tindak intimidasi dan pelecehan terhadap orang lain. Ini menjadi salah satu dampak buruk kehadiran medsos di tengah masyarakat atau biasa disebut cyber bullying.

Cyber bullying merupakan perilaku anti-sosial yang melecehkan ataupun merendakan seseorang, kebanyakan menimpa anak-anak dan remaja yang dilakukan secara online atau di dunia siber. Tindakan melecehkan tersebut biasanya dilakukan dengan mengunggah komentar/informasi/gambar foto/video yang ditujukan untuk menyakiti, mengintimidasi, menyebar kebohongan, menghina, dan mempermalukan seseorang melalui jejaring medsos.

Pada dasarnya bully atau perundungan dapat mengakibatkan kesehatan mental korban terganggu. Ditunjang dengan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dirilis pada tahun 2019, tercatat 49% pengguna internet pernah menjadi korban cyber bullying. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pun menjelaskan bahwa dampak cyber bullying lebih parah dari bullying yang terjadi secara offline. Sebab yang mengetahui kejadian  bully offline hanya orang-orang yang melihat secara langsung. Namun, tidak demikian dengan cyber bullying di mana semua orang yang online dan terkoneksi internet dapat membaca, melihat dan mengetahuinya. Sehingga korban akan mengalami trauma psikologis karena pelaku biasanya melakukan berulang-ulang dan menghasut orang lain untuk mengikutinya, meskipun tak jarang orang lain itu tidak mengenal korban.

Faktor  penyebab, macam-macam, dan dampak bullying secara ringkas digambarkan dalam video singkat https://www.youtube.com/watch?v=Rhinz16z7tM. Penjelasan mengenai cyberbulling juga dapat kita peroleh dengan menonton video https://www.youtube.com/watch?v=5CfLW5aEBAw. Selain itu, untuk contoh-contoh cyber bullying dapat kita baca dalam tulisan Daarin Rania di https://www.hipwee.com/feature/jenis-cyber bullying/.

Pelaku cyber bully (sebutan untuk pelaku bully di medsos) seringkali berlindung di anonymous acoount ataupun fake account untuk mem-bully orang lain. Meskipun demikian, sejatinya pelaku cyber bully  merasakan ketidaknyamanan juga. Bahkan bila ditelusuri pelaku cyber bully ataupun pelaku bully pada umumnya bisa jadi adalah korban bully di lingkungan lainnya atau sebelumnya pernah menjadi korban bully. Hal ini tentu akan menjadi “lingkaran setan” yang tidak berujung.


Oleh karena itu, kita harus menghentikan rantai bully tersebut agar ke depannya para remaja, siswa/i, hingga anak-anak kita di rumah dapat terhindar dari cyber bullying. Berikut beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah dan menghentikannya:

  1. Jangan merespon.
  2. Jangan membalas aksi pelaku.
  3. Simpan semua bukti.
  4. Segera blokir aksi pelaku.
  5. Selalu berperilaku sopan di dunia maya.
  6. Jika sudah meresahkan, laporkan pada pihak berwenang.

 

Selain itu, beberapa hal yang dapat kita lakukan agar kita tidak menjadi saasaran apalagi korban cyber bullying ialah:

  1. Hindari posting terlalu sering atau banyak
  2. Jangan posting konten yang aneh
  3. Cermat dalam memilih teman di medsos
  4. Tidak sembarang bercerita di medsos.

 

Peran orang tua serta guru sangat diperlukan dalam mendampingi anak-anak bermedia sosial. Berikut hal-hal yang harus kita lakukan terhadap anak sebagai bentuk usaha pencegahan agar anak terhindar dari perundungan di media sosial di antaranya:

  1. memandu sekaligus memberikan edukasi pada anak mengenai hal-hal yang bisa dan tidak bisa dilakukan melalui jejaring online, khususnya media sosial.
  2. mengajari anak bagaimana cara menghadapi perundungan
  3. membimbing anak untuk mengatur privasi, khususnya data pribadi anak.
  4. Menumbuhkan jiwa empati anak salah satunya dengan menjadi model kebaikan bagi anak.
  5. Bekali anak-anak kita dengan agama yang kuat.

 

“Sedia payung sebelum hujan”, sebuah peribahasa yang tentu sudah akrab di telinga kita. Semakna dengan itu, dalam kaitannya dengan cyber bullying ini tentu lebih baik mencegah dari pada mengobati. Karena mengobati dampak bully secara fisik pastinya akan lebih mudah daripada mengobati dampak secara psikis. Karena diperlukan asesmen psikologi lebih lanjut untuk pemulihan secara psikis korban perundungan dunia maya.

 

Maka dari itu, sebagai bentuk upaya pencegahan akan kian maraknya cyber bullying, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo RI) menyelenggarakan 1.251 kegiatan Literasi Digital yang akan berlangsung selama 6 Mei – 6 Desember 2021 di 14 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Kegiatan ini membahas empat pilar utama Literasi Digital; Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Salah satu fokusnya adalah mengkampanyekan gerakan anti Cyber bullying.

 


Menjadi bagian dari GMLD sama dengan kita sedang melabelkan diri kita sebagai Penggerak seperti yang dicontohkan Guru kita, Om Jay. Juga secara otomatis kita mestinya bergerak bersama segenap keluarga besar PGRI dan Kemkominfo RI. Terima kasih tak terhingga dari saya pribadi untuk Om Jay dan segenap tim GMLD. Semoga sekecil apapun hal yang kita lakukan termasuk upaya cegah cyber bullying ini tercatat sebagai amal jariyah kita semua. Aamiin.


Yuk cegah cyber bullying dengan sama-sama kita sebarkan kampanye aksi #BalasYangBaik di sosial media dalam bentuk foto, video dan quotes... 😊

Selasa, 09 November 2021

Mengembangkan Minat Dan Bakat Melalui Dunia Digital

 

Mengembangkan Minat Dan Bakat Melalui Dunia Digital


Mr. Sugesti Indonesia, nama beken yang disematkan bagi sosok narasumber pada pertemuan ke-3 kelas GMLD. Aslinya beliau bernama Aris Ahmad Jaya, seorang dokter hewan sekaligus motivator hebat. Pak Aris mengisi pertemuan yang berlangsung via zoom hari jumat tanggal 5 November 2021 bersama Ms. Phia selaku moderatornya. Materi yang disampaikan sore itu ialah mengembangkan minat dan bakat melalui dunia digital.

 

Minat dan bakat merupakan dua hal yang terkesan sama. padahal, sesungguhnya keduanya berbeda. Namun, bertalian erat nan saling mengeratkan. Pak Aris menjelaskan bahwa bakat ialah kemampuan bawaan yang bila tidak diasah, diasuh dan diasih maka bakat akan sama halnya dengan emas 24 karat yang nilainya mahal, tetapi tidak dipakai oleh pemilikya. Seperti emas batangan yang disembunyikan rapi rapat tanpa terendus, bakat menjadi karam terpendam tanpa arti. Sementara minat adalah ketertarikan kita terhadap sesuatu.

Apa sih bakat saya?. Sebuah pertanyaan yang perlu kita ajukan pada diri kita sendiri. Sebab, banyak dari kita yang belum tau bakat diri kita. Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan tadi, kitab bisa bertandang ke beranda google dan ketikkan: temubakat.com.

“Maka anda akan tau kekurangan dan kelebihan anda” tutur Pak Aris setelah menginformasikan tentang temubakat.com yang diwakafkan oleh Abah Rama sehingga kita mengunjungi situs tersebut dan melakukan tes secara gratis.

 

Pemateri yang mengembangkan sayap minatnya pada beberapa hal termasuk sulap tersebut membagi tips belajar yang digemarinya, yakni 4T. Pak Aris pun menguraikan 4T yang dimaksudkannya ialah:

  1. Titi, dalam bahasa Jawa disebut niteni berarti melihat dari sekian banyak yang menarik yang kemudian membuat anda tertarik.
  2. Tiru. Siapkan waktu untuk sesuatu yang anda sukai, Titi lalu tirulah.
  3. Tambah-tambahi. Modifikasi. Belajar dari banyak orang dan terus lakukan repetisi (pengulangan). Dalam hal sebagai motivator literasi anda harus konsisten menulis. Silahkan namai diri anda sendiri dan gaungkan.
  4. Temu. Temukan hal yang baru dari pembelajaran yang anda jalani.

 

Setelah melakukan 4T yang juga perlu dilakukan adalah:

  1.  Temui orang yang bisa memolesmu. Temui ini bisa dengan cara koresponden, WA dsb.
  2. Tuntaskan. Sebagai contoh, Jika menulis ya menulis saja. Jangan sampai menulis sambil mengoreksi karena urusan edit adalah kerja editor. Percaya dirilah untuk selesaikan segala sesuatu hingga tuntas.

 

Selain itu Pak Aris juga menjelaskan banyak hal dalam sesi tanya jawab. Setiap pertanyaan dijawab dengan lugas bahkan sambil beberapa kali diselingi senandung bagian refren lagu bodo amat. Duet antara Pak Aris dan Ms. Phia dalam menyampaikan materi tersebut menjadikan kelas GMLD kali itu terasa sangat hidup dan penuh senyum kekaguman.

 

Berikut beberapa hal yang diterangkan Pak Aris dalam sesi tanya jawab:

v  Passion adalah buah dari bakat yang diperjuangkan, dibayar dengan nilai juga ditunjukkan.

v  Menjadi guru literasi tidak harus hebat. Cukup jadi yang unik. Apa keunikan anda?

v  Kita menjadi guru karena ada siswa. Jadi senangkan siswa!

v  Yang dipedulikan anak sebenarnya adalah apakah gurunya menyenangkan. Guru sebenarnya perlu mempelajari hal-hal atraktif guna menarik perhatian siswa.

v  Menjadi salah satu rahasia seorang motivator adalah jika kita tidak mampu berbicara dengan baik, tampilkan sesuatu yang dapat mewakili ide yang ingin kita sampaikan. Tidak ada alasan untuk tidak menjadi motivator. Kita bisa melakukannya dengan banyak jalan.

v  Tips menjadi guru motivator:

Jadilah pribadi yang diterima Jadilah pribadi yang menyenangkan Memberi nilai tambah bagi orang lain intinya latihan dan terus latihan.

v  Saat ini kita bisa terkenal tanpa harus tampil di panggung orang lain. Buat saja panggung sendiri.

Tentu, salah satunya di dunia digital. Maka, langkah paling awal adalah temukan harta karun dalam dirimu!

 

Sebagai closing statement, Pak Aris menyampaikan tiga hal berikut ini:

  1. Kita dikenang karena kita memberi bukan menerima.
  2. Kita tidak akan mampu membuat semua orang menyenangi kita. Tetap lakukan kebaikan, karena itu akan menjadi bagian sejarah hidup kita.
  3. Kerjakan apa yang kita cintai dan cintai apa yang kita kerjakan.

Satu kalimat terakhir yang semakin menunjukkan bahwa Pak Aris memang sang Mr. Sugesti Indonesia.. “Lakukan yang terbaik karena anda orang baik!” ☺


Sampai Ketemu Lagi

Sampai ketemu lagi. "Kak As, nanti saya telpon ya" Aku menjwabnya dengan senyuman. "Sampai ketemu lagi, kak" ia pu...